Kamis 25 Jul 2019 04:20 WIB

Kunjungan Putra Mahkota Abu Dhabi Tarik Investasi Rp 135,7 T

Sejumlah perjanjian kerja sama ditandatangani dalam pertemuan dengan putra mahkota.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (kedua kiri) menyaksikan pertukaran perjanjian kerjasama antara Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kanan) dan Menteri Dalam Negeri UEA/CEO ADNOC Group Sultan bin Ahmed Aljaber (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan (kedua kiri) menyaksikan pertukaran perjanjian kerjasama antara Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kanan) dan Menteri Dalam Negeri UEA/CEO ADNOC Group Sultan bin Ahmed Aljaber (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan Putra Mahkota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan ke Indonesia pada Rabu (24/7) disebut mampu menarik potensi investasi senilai 9,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 135,7 triliun (kurs Rp 13.992 per dolar AS). Nilai investasi tersebut didapat dari tiga perjanjian kerja sama bisnis yang disepakati antara Indonesia dan UEA. 

Rinciannya, MoU berupa comprehensive partnership framework antara PT Pertamina (persero) dengan ADNOC dengan nilai investasi berkisar 1,3 miliar dolar AS hingga 2,5 miliar dolar AS. Nilai investasi tersebut akan digunakan untuk mengembangkan proyek RDMP di Balikpapan, Kalimantan Timur, serta pengembangan rantai pasok terintegrasi untuk elpiji dan Naphta dan pengembangan LPG storage. 

Baca Juga

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan kerja sama dengan ADNOC mencakup kesepakatan yang cukup luas. Tidak terbatas pada pengembangan dan pembangunan kilang saja, namun juga sektor hulu hingga Petrokimia. "Pengolahannya pun juga masih dikaji untuk berbagai opportunity, bukan hanya untuk RDMP Balikpapan," ujarnya.

Untuk RDMP Balikpapan, ADNOC dan beberapa perusahaan lain saat ini mengikuti proses pemilihan partner sesuai prosedur. "Semua calon partner tetap diseleksi sesuai dengan tahapan yang ditentukan dan akan diumumkan setelah semua proses selesai," kata Fajriyah Usman.

Kemudian, kerja sama bisnis kedua dijalin antara PT Chandra Asri Petrochemicals dan Mubadala, dengan nilai investasi berkisar antara 5 miliar dolar AS hingga 6 miliar dolar AS. Angka tersebut didapat dengan asumsi proyek berjalan 100 persen. 

Investasi ketiga, disepakati oleh PT Pelabuhan Indonesia Maspion dengan DP World Asia. Nilai investasi pengembangan dan pengoperasian terminal peti kemas di Kawasan Industri Maspion di Gresik, Jawa Timur tersebut tercatat sebesar 1,2 miliar dolar AS. Khusus pembangunan fase pertama, kedua entitas bisnis tersebut sepakat berinvestasi senilai 350 juta dolar AS.  

Presiden Direktur Maspion Group, Ali Markus, mengungkapkan bahwa investasi sebesar 1,2 miliar dolar AS dengan DP World Asia diteken untuk mengembangkan pelabuhan kontainer dengan kapasitas 3 juta teus. Menurutnya, Maspion sudah memiliki kawasan industri Gresik dan memang berencana mengembangkan kapasitas pelabuhan sejalan dengan peningkatan produksi. 

"Kita interest dan didorong oleh pemerintah. (Pembagian pembiayaan) 51 banding 49 persen. Kita yang 51 (persen) Pelabuhan Indonesia Maspion," kata Ali Markus.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan bahwa proyek pengembangan pelabuhan peti kemas yang digarap joint company Maspion Group dan DP World Asia akan mulai konstruksi pada 2021 mendatang. Meski begitu, pemerintah mendorong agar pengerjaan proyek bisa dimulai lebih awal, mengingat reklamasi lahan sudah digarap secara bertahap. 

"Ini pengembangan, multipurpose ada kontainer, ada curah cair," kata Budi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement