Sabtu 20 Jul 2019 14:08 WIB

Kencana Energi Lestari Segera Melantai di Bursa

Dana hasil IPO akan digunakan untuk kembangkan usaha pembangkit listrik tenaga air.

Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kencana Energi Listrik Tbk akan mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Penawaran Umum Perdana, Perseroan menawarkan sebanyak 977.683.300 juta saham atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Perseroan menargetkan pencatatan saham dapat dilakukan pada semester 2 tahun ini.

CEO dan Chairman Kencana Group, Henry Maknawi, menargetkan dana yang terhimpun dari IPO ini sekitar Rp244,42 miliar hingga Rp439,95 miliar. Calon emiten ini menawarkan harga penawaran umum saham perdana dikisaran Rp 250 sampai Rp 450 per saham.

"Kami telah melakukan berbagai upaya persiapan IPO ini mulai dari mempersiapkan laporan keuangan hingga perjanjian dari OJK dsn BEI," kata Henry, Jumat (19/7).

Dengan melakukan IPO, Henry melihat Perseroan akan memiliki peluang yang besar dalam pengembangan usaha. Perseroan juga berkesempatan untuk dapat mengakses alternatif pendanaan lain dari publik yang akan membantu pertumbuhan usaha Perseroan.

Perolehan dana dari IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha hydro power plant dan energi terbarukan lainnya sebesar 55 persen. Sedangkan sisanya 25 persen untuk modal kerja dan 20 persen untuk modal belanja.

Perseroan memilik profil usaha dengan model bisnis penyediaan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Bisnis Perseroan didukung oleh kontrak penyediaan listrik jangka panjang kepada PLN selama 20-30 tahun.

Hingga saat ini, Perseroan telah memiliki 3 proyek PLTA di Sumatera dan Sulawesi dengan total kapasitas produksi sebesar 49MW. Kedepannya, Perseroan memiliki rancangan strategi bisnis untuk dapat mengoperasikan hingga sekitar 200MW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement