Jumat 19 Jul 2019 11:55 WIB

Jokowi Minta Mayoritas Pekerja Lokal di Proyek Blok Masela

Blok Masela merupakan investasi terbesar yang akan memberikan dampak ekonomi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala SKK Migas Dwi Sucipto, dan CEO Inpex Takayuki Ueda usai menemui Presiden Jokowi untuk membahas Blok Masela, Selasa (16/7).
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Menteri ESDM Ignasius Jonan, Kepala SKK Migas Dwi Sucipto, dan CEO Inpex Takayuki Ueda usai menemui Presiden Jokowi untuk membahas Blok Masela, Selasa (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pengembangan proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela akan menyerap sumber daya manusia (SDM) lokal. Ia juga telah meminta kontraktor Blok Masela, Inpex Incorporation agar mayoritas menggunakan tenaga kerja lokal dan juga menggunakan lokal konten.

"Saya sudah sampaikan kemarin kepada Inpex, saya minta local content setinggi-tingginya, penggunaan tenaga kerja karyawan dari daerah lokal dan Indonesia juga sebanyak-banyaknya," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/7). 

Baca Juga

Presiden menyampaikan, pengembangan proyek Blok Masela ini akan dibahas lebih lanjut. Sebab, proyek ini merupakan investasi terbesar yang akan memberikan dampak ekonomi serta penyerapan tenaga kerja yang besar. 

"Dari sisi dampak nantinya itu bisa ratusan ribu yang bekerja di sana apabila dikembangkan ke derivatif di bawahnya, petrochemical-petrochemical, ini yang saya sampaikan terus akan kita kawal," kata dia.

Jokowi juga berharap pelaksanaan pembangunan konstruksi dari proyek ini dapat segera dimulai sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Sehingga pada 2027 nanti, LNG Lapangan Abadi Blok Masela ini dapat beroperasi. 

"Nanti tahun 2027 sudah bisa beroperasi dengan baik, tapi dampak nanti capital inflow, uang masuk, modal masuk ke Indonesia akan memberikan dampak juga ke ekonomi kita," tambah Jokowi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan SDM Ignasius Jonan menjelaskan, pengembangan Blok Masela ini menghabiskan total biaya hinggal 18,5 miliar dollar AS hingga 19,8 miliar dollar AS. Pengembangan blok ini akan menyerap sekitar 37 ribu tenaga kerja baik saat konstruksi maupun onstream. 

"Pada saat pembangunan dapat menyerap 30 ribu tenaga kerja langsung maupun pendukung dan saat beroperasi akan menyerap tenaga kerja antara 4 ribu sampai 7 ribu orang termasuk pembangunan industri petrokimia," kata Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement