Rabu 17 Jul 2019 09:28 WIB

3 Mahasiswa UI Ciptakan Sabuk Pintar untuk Keselamatan Penerbangan

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik UI merancang smart-belts, sebuah alat terobosan baru.

Rep: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)/ Red: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)
3 Mahasiswa UI Ciptakan Sabuk Pintar untuk Keselamatan Penerbangan. (FOTO: Humas UI)
3 Mahasiswa UI Ciptakan Sabuk Pintar untuk Keselamatan Penerbangan. (FOTO: Humas UI)

Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) merancang smart-belts, sebuah alat terobosan baru yang disematkan ke dalam sabuk pengaman pesawat udara guna meningkatkan keamanan penumpang maskapai penerbangan.

Smart-belts memanfaatkan teknologi internet of things (IoT) yang mampu mencatat keberadaan dan identitas penumpang serta parameter lainnya, sehingga memberikan gambaran kepada tim evakuasi mengenai posisi penumpang yang tidak mampu menyelamatkan diri.

Inovasi ini merupakan karya Harrison Alim, Ilya Adzani, dan Nicholas di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Mesin FTUI, Mohammad Aditya.

"Pembuatan alat ini sebetulnya dilatarbelakangi dari berbagai insiden kecelakaan pesawat di Indonesia yang menyebabkan banyaknya korban jiwa yang. Permasalahan tersebut menjadi salah satu tantangan yang ingin kami carikan solusinya,” jelas Mohammad Aditya dalam keterangan resminya, Selasa (16/7/2019).

Baca Juga: Era Disrupsi, Acer Indonesia Beranjak ke Bisnis IoT

Untuk itu, Harisson dan tim mengusulkan smart-belts dengan menerapkan teknologi IoT untuk membantu para petugas penyelamat menjalankan evakuasi penumpang dalam pesawat yang mengalami insiden.

"Saat ini, IoT sudah diterapkan dalam berbagai aplikasi rumah tangga, namun belum dijumpai pada penggunaan keselamatan penerbangan, sehingga kami mencoba menerapkan teknologi tersebut untuk keselamatan," tambah Aditya.

Ketua tim perancang Harrison menuturkan, "Kami berharap smart-belts ke depannya tersedia di setiap kursi pesawat. Smart-belts akan dilengkapi berbagai sensor sehingga sistem akan menyala dan mendeteksi penggunaan seatbelt, temperatur, tekanan dan kelembaban."

"Selain itu, jika penumpang duduk pada kursinya, sistem kursi akan aktif dan mendeteksi parameter keberadaan penumpang, posisi meja makan, dan kondisi duduk penumpang setiap 30 detik," imbuhnya.

Seluruh data yang terekam pada smart-belts akan tersimpan pada sebuah server, yang dapat dimanfaatkan oleh para petugas (dari luar pesawat) pada keadaan-keadaan darurat seperti setelah pendaratan darurat, atau saat masih ada penumpang yang belum turun dan tidak mampu melepaskan sabuk pengaman.

Di sisi lain, data tersebut juga bermanfaat pada keadaan normal, di antaranya berupa informasi data temperatur, kelembaban, dan tekanan sebagai bahan analisis kenyamanan penumpang dan perilaku penumpang pada berbagai fase penerbangan, serta jadi sarana penerapan peraturan penerbangan.

Baca Juga: 2022, Nilai Bisnis IoT di Indonesia Diprediksi Rp444 Triliun

Saat ini, smart-belts tengah dibuat prototipenya oleh ketiga mahasiswa tersebut dan akan dipresentasikan di hadapan dewan juri program Kreativitas Mahasiswa UI 2019.

Kemampuan smart-belts diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan berkaitan dengan penegakan prosedur keselamatan pesawat. Selain itu, alat ini tentunya diharapkan meningkatkan kemungkinan selamat para penumpang dari sebuah kecelakaan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement