Senin 15 Jul 2019 13:40 WIB

Tahun Depan Bekraf akan Bangun Kawasan Kreatif

Pemerintah sudah menyiapkan 5.000 lahan untuk kawasan kreatif di seluruh Indonesia

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) membuka Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta,Jumat (12/07/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) membuka Pameran Karya Kreatif Indonesia di JCC Senayan, Jakarta,Jumat (12/07/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berencana membangun kawasan kreatif atau Bekraf Creative District (BCD) tahun depan. Rencananya, berbagai fasilitas pendukung seperti sekolah musik, kuliner, serta studio musik akan dibangun di tiap kawasan itu dengan dipadukan dalam pengembangan kota yang lengkap.

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan 5.000 lahan untuk BCD di seluruh Indonesia. Rencananya, pembangunan BCD mayoritasnya bakal dibiayai dari swasta dan sebagian kecil dari pemerintah.

Baca Juga

Meski begitu, dia belum dapat mengungkap porsi pembiayaan tersebut dalam presentase. Dia hanya menegaskan, pembiayaan pembangunan BCD tak akan sebesar anggaran pembangunan Ibu Kota baru sebesar Rp 466 triliun.

“(Pendanaan) dari swasta, sebagai badan (Bekraf) ada dana tapi sebagian besar dari swasta,” kata Triawan saat ditemui wartawan, di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (15/7).

Dia menyebut, pembangunan BCD rencananya akan menyasar kepada pembangunan enam sektor prioritas kreatif antara lain kuliner, fashion, kriya atau kerajinan tangan, film, musik, dan games. Triawan membeberkan, pengkajian pembangunan BCD akan melibatkan asosiasi guna mendatangkan investasi yang cocok dengan subsektor kreatif tadi.

“Ini (masih) master plan. Perencanaannya akan matang, master plan-nya juga matang agar investornya besar dan bisa memperkuat,” kata dia.

Menurutnya, pembangunan BCD salah satunya difokuskan untuk menarik pelaku ekonomi kreatif dari Jakarta dan kota-kota lainnya ke kawasan tersebut. Untuk itu, kata dia, pembangunan BCD harus dipikirkan dari sisi yang berkelanjutan di mana para pelaku kreatif dapat hidup berkepanjangan atau berdomisili sekaligus berkarir menumbuhkembangkan kawasan kreatif di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, pembangunan BCD difokuskan terhadap pengembangan ekosistem kreatif yang saling terkait. Dengan rencana, hal itu diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian kawasan yang disasar.

“Misalnya ada seorang arsitek atau musisi yang mau tinggal di sana, tentu mereka kalau punya anak akan memikirkan anaknya akan sekolah di mana. Ini yang kita rencanakan, jadi ada perpaduan dengan konsep kota yang lengkap.

Terkait dengan kesiapan dan kontribusi pemerintah daerah, Triawan mengatakan, persiapan anggaran daerah akan dimasukkan ke dalam pembahasan sehingga tidak mendadak dan sekaligus bentuk upaya menyerap masukan-masukan serta aspirasi daerah yang akan dilibatkan. Meski begitu, Triawan belum dapat mengungkap daerah-daerah mana saja yang bakal dibangun BCD-nya.

Hanya saja dia menjabarkan, salah satu wilayah yang sedang digodok pembangunan BCD-nya ada di Jawa Barat. Di mana terdapat 12 lokasi baru saat ini yang sedang dibangun sebagai pusat pertumbuhan Bekraf.

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Emil) mengklaim, saat ini Jawa Barat merupakan satu-satunya provinsi yang paling terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Hal itu seiring dengan adanya peraturan daerah (perda) Jabar yang memiliki Perda Bekraf dan mendahului proses Undang-Undang ekonomi kreatif yang masih digodok pemerintah.

“Kami sudah ada perdanya, dan bulan ini kami akan tandatangani peraturan Gubernurnya,” kata Emil.

Tahun ini, dia membeberkan, Jabar bakal membangun 7 daerah pusat kreatif di mana gagasan besarnya diharapkan masyarakat dapat berinteraksi dengan ekonomi kreatif. Dia menargetkan dalam masa kepemimpinannya di Jabar, seluruh daerah akan memiliki gedung pusat kreatif anak muda atau milenial.

Dari sisi ekonomi, dia memaparkan, kontribusi ekspor Jabar dari sektor kreatif tumbuh sebesar 30 persen. Sehingga apabila Undang-Undang ekonomi kreatif telah dikeluarkan, dia memproyeksi Jabar akan menjadi daerah yang paling progresif dalam hal pengembangan ekonomi kreatif sebab wilayahnya diklaim paling cocok dengan kalangan milenial.

“Jabar ini cocok dengan kalangan milenial yang menyambut bonus demografi kita di masa depan,” kata dia.

Untuk merealisasikan hal itu, pihaknya mengaku tidak akan bertumpu pada kekuatan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Sehingga diperlukan kekuatan obligasi daerah  dan pengembangan kualitas untuk memacu petumbuhan ekonomi di Jabar. Saat ini, berdasarkan catatannya, ekonomi kreatif Jabar sudah tumbuh sebesar 5,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement