Kamis 11 Jul 2019 15:33 WIB

Harga Stabil Ayam Peternak Diproyeksi Hanya Sementara

Harga ayam peternak sudah mengalami kenaikan meski di bawah biaya produksi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Pekerja mememasukkan telur ayam siap tetas saat pemusnahan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Desa Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Pekerja mememasukkan telur ayam siap tetas saat pemusnahan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Desa Margasari, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembalinya harga ayam peternak di kisaran biaya produksi sebesar Rp 17 ribu-Rp 18 ribu per kilogram (kg) diproyeksi hanya sementara. Hal itu dipicu dengan perkiraan hasil produksi dari proses chick in peternak yang berlangsung sejak H+5 Lebaran kemarin, sehingga dikhawatirkan oversuplai kembali terulang dalam waktu dekat.

Anggota Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN) Guntur Rotua mengatakan, harga ayam peternak yang mulai kembali ke arah stabil dilandaskan faktor alamiah. Menurut dia, produksi peternak saat ini sudah kembali berkurang disebabkan proses chick in saat libur Lebaran tidak dilangsungkan. Sehingga, secara otomatis jumlah produksi sedikit tertekan.

Baca Juga

“Panen ayam yang sekarang kan chick in-nya itu tanggal 3-10 Juni kemarin libur. Jadi ada faktor alamiah produksi berkurang,” kata Guntur saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/7).

Dengan adanya libur chick in dalam beberapa waktu tersebut, menurut dia, terjadi pengurangan produksi sebesar 55-60 persen di tingkat peternak. Jumlah produksi yang berkurang tersebut secara otomatis mengerek kenaikan harga beli di tingkat peternak. Sedangkan di sisi lain dia mengkhawatirkan, harga ayam peternak bisa bergejolak dalam waktu dekat sebab masa chick in sudah kembali normal.

Guntur memproyeksi, harga ayam peternak yang berada di posisi stabil ini hanya akan berlangsung sementara. Dia menilai, pada tanggal 16-18 Juli tahun ini harga ayam peternak dikhawatirkan bakal terjungkal kembali seiring belum adanya upaya pemerintah melakukan afkir dini.

Terkait dengan upaya pemerintah yang tengah menggodok peninjauan impor DOC terhadap importir nakal, pihaknya menyebut hal itu hanya akan baru terasa jika sudah satu tahun lebih. Sebab, menurut dia, pembentukan harga ayam peternak yang bergejolak disebabkan ulah suplai DOC pada 1,5 tahun silam.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, harga ayam peternak memang sudah mengalami kenaikan meski masih di bawah biaya produksi, yakni Rp 16 ribu-Rp 17 ribu per kg di Jawa Barat. Kendati begitu dia mengakui, di sejumlah sentra peternakan mandiri harga ayam peternak sudah kunjung stabil.

“Ya rata-rata harga memang Rp 18 ribu per kg, tapi belum semua wilayah. Ini hanya sementara harga bertahan di situ proyeksi saya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement