Rabu 03 Jul 2019 19:39 WIB

PDG Akuisisi 70 Persen Kepemilikan Bisnis Pusat Data XL

Investor asal Singapura PDG yang didukung Warburg mengakuisisi mayoritas saham XL

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini (tengah) dalam Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan XL Axiata di kantornya, Jakarta, Senin (29/4).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini (tengah) dalam Paparan Publik Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan XL Axiata di kantornya, Jakarta, Senin (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor, pengembang dan operator infrastruktur internet berbasis di Singapura, Princeton Digital Group (PDG), yang didukung oleh Warburg Pincus, mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 70 persen kepemilikan pada portofolio bisnis layanan pusat data PT XL Axiata Tbk (XL Axiata). XL saat ini adalah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia.

Perusahaan patungan Princeton Digital Group Data Centres ini, akan mendukung eksistensi strategis PDG di Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025. Perusahaan patungan ini akan menjadi operator pusat data dengan kemampuan bertumbuh secara signifikan untuk melayani perusahaan hyperscalers, unicorn domestik, korporasi, dan perusahaan telekomunikasi.

"Kami senang dapat bermitra dengan XL Axiata dalam bisnis patungan ini. PDG bermaksud untuk memperbesar kapasitas Pusat Data yang sudah ada serta membangun satu Data Center hyperscale di akhir tahun ini. Dengan investasi ini akan menjadi pemimpin pasar di Indonesia serta salah satu operator Data Center terbesar di Asia Tenggara," kata Chairman dan CEO, Princeton Digital Group Rangu Salgame dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (3/7).

Bagi PDG, tujuan perusahaan patungan untuk meningkatkan kompetensi dalam infrastruktur internet global guna membangun portofolio pan-Asian multi-billion digital infrastructure.

Presiden Direktur dan CEO, XL Axiata Dian Siswarini, mengatakan perusahaan menyambut baik jalinan kemitraan ini dengan PDG. "Pengetahuan dan sepak terjang kami pada industri telekomunikasi, dikombinasikan dengan keahlian dan pengalaman yang luas dari tim PDG di bidang telekomunikasi dan teknologi global, menjadikan entitas baru ini, sebagai mitra pilihan untuk para penyedia layanan digital berskala besar dan perusahaan multinasional yang secara pesat memperluas operasi mereka di Indonesia dan di kawasan Asia," kata Dian.

Ekonomi digital Indonesia akan mendominasi Asia Tenggara pada tahun 2025 seiring meningkatnya nilai pasar sebanyak tiga kali lipat mencapai 100 miliar dolar AS dari sebelumnya 27 miliar dolar AS pada tahun 2018.

Penyedia layanan public cloud global seperti Alibaba Cloud, Amazon Web Services, dan Google Cloud telah membangun beberapa hub strategis di pasar. Pusat Data adalah tulang punggung pertumbuhan fenomenal ini. Di seluruh Asia Tenggara, pasar layanan Pusat Data akan mengalami kemajuan besar dengan lebih dari dua kali lipat nilainya dalam empat tahun ke depan.

Menurut Technavio, pasar layanan Pusat Data di wilayah ini akan tumbuh stabil pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 14 persen selama periode 2017 hingga 2021.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement