Selasa 02 Jul 2019 05:31 WIB

Sanken Ingatkan Modus Penipuan Baru di Dunia Maya

Modus penipuan menggunakan nama Sanken dengan membeli barang di dunia maya

Direktur Marketing Sanken Teddy Tjan saat diwawancarai Republika ,Jakarta, Kamis (8/2).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Marketing Sanken Teddy Tjan saat diwawancarai Republika ,Jakarta, Kamis (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken) Teddy Tjan mengatakan akhir-akhir mulai bermunculan modus penipuan yang membawa nama merek dagangnya. Penipuan ini menurut dia terjadi di dunia maya.

Pihak Sanken pun meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dan waspada jika ada penawaran menarik dari selain website resmi di www.sanken.co.id. Selain itu PT Istana Argo Kencana menjadi satu-satunya perusahaan yang diberi kepercayaan untuk mendistribusikan produk-produk Sanken. 

Karenanya, masyarakat diminta untuk berpikir cerdas menyikapi penawaran produk yang dijual di luar situs resmi Sanken di www.sanken.co.id. Jangan sampai masyarakat yang melakukan transaksi pada website penipuan mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening Bank Permata atas nama PT. Sanken Ultra IND yang ternyata palsu. 

"Masyarakat harus berhati-hati, jangan sampai menjadi korban. Kami akan melaporkan kasus pencatutan nama Sanken kepada pihak kepolisian karena hal ini jelas merupakan tindak pidana penipuan dan  pencemaran nama baik," terang Teddy Tjan berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (1/7)

Pelaku penipuan ini memanfaatkan belanja promo yang tengah tren di toko online. Masyarakat jangan langsung percaya jika ada penawaran yang di luar logika. Ada baiknya memastikan di web resmi Sanken di www.sanken.co.id.

Sanken Indonesia menyatakan tidak pernah ada hubungan dengan website www.sankenco.id atau PT. Sanken Ultra IND. "Tim Sanken sedang memproses permasalahan tersebut agar tidak terjadi lagi di kemudian hari," tambah Teddy. 

Meski umumnya sistem marketplace sudah terbilang aman, tapi selalu ada saja ada celah untuk melakukan penipuab. Karenanya, kita sebagai pembeli harus lebih pintar buat mencegah agar hal itu tidak terjadi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement