Senin 01 Jul 2019 15:22 WIB

PLN Selesaikan Jaringan Tol Listrik Sumatra

Tol listrik Sumatra terbangun sepanjang 2.866 kilometer sikrit.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Foto udara pembangunan simpang susun Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) yang terhubung dengan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Besar I, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto udara pembangunan simpang susun Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) yang terhubung dengan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) di Desa Ibul Besar I, Pemulutan, Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN telah menuntaskan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang dikenal dengan Tol Listrik Sumatra. Infrastruktur itu berupa Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kiloVolt (kV) yang menjadi backbone penyaluran energi listrik dari Sistem Sumatera bagian selatan menuju Sumatera bagian utara atau sebaliknya.

"Dengan adanya Tol Listrik Sumatra 275 kV maka keandalan listrik Sumatera akan semakin meningkat dan bisa menurunkan biaya pokok produksi listrik di Sumatera. Tol Listrik 275 kV ini mampu mengevakuasi daya hingga 2.000 MW dari Sumsel yg kaya akan PLTU Mulut Tambang hingga ke Sumatera Utara," ujar Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto, Senin (1/7).

Tol listrik dinyatakan layak beroperasi setelah sebelumnya pada Sabtu, 29 Juni 2019 berhasil mendapatkan Rekomendasi Laik Bertegangan (RLB) pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 kV. Tol Listrik Sumatera ini membentang disepanjang jalur Lahat-Lubuk Linggau-Bangko-Muara Bungo-Kiliranjao-Payakumbuh-Padang Sidempuan-Sarula-Simangkok-Galang. Panjang tol 2.866 kilometer sirkit (kms). 

Terbitnya rekomendasi layak bertegangan ini menjadi tonggak sejarah baru sistem kelistrikan di Indonesia. Pasalnya, ini pertama kali SUTET 275 kV beroperasi dari Sumsel hingga ke Sumut yang nantinya juga akan berlanjut ke Aceh dan Lampung.

Manfaat dari Tol Listrik Sumatera ini adalah untuk mengevakuasi daya listrik murah yang dihasilkan oleh pembangkit mulut tambang di Sumatera Selatan menuju ke utara Sumatera. Hal ini nantinya akan menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik di Sumatera juga meningkatkan keandalan karena sudah terinterkoneksinya listrik dari Selatan hingga utara Sumatera.

"Dengan adanya tol listrik ini biaya pokok penyediaan (BPP) akan lebih murah dan listrik Sumatera akan semakin andal, karena coverage-nya mencakup seluruh pulau, sehingga kekhawatiran kekurangan pasokan listrik bisa teratasi," imbuh Wiluyo.

Dengan listrik yang andal diharapkan dapat menarik investor sehingga bisa mendorong tumbuhnya industri menengah dan besar di setiap provinsi. Ke depan, SUTET 275 kV akan terus dikembangkan ke arah utara sampai Aceh yang saat ini sudah selesai konstruksi Galang-Pangkalan Susu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement