REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemangku kepentingan minyak dan gas bumi nasional optimistis selesainya pembahasan revisi Rencana Pengembangan (Plan of Development atau POD) LNG Abadi Blok Masela memicu ketertarikan investor global untuk turut berinvestasi pada sektor ini di Indonesia. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan hal tersebut ditandai dengan persetujuan POD yang dijadwalkan pada tanggal 27 Juni 2019.
Hal ini membuktikan jika investasi migas nasional tidak meredup. Sebelumnya SKK Migas dan INPEX Corporation telah menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek LNG Abadi, blok Masela pada tanggal 16 Juni 2019 dan INPEX telah menyerahkan revisi POD pada tanggal 20 Juni 2019.
“Investasi yang mencapai 20 miliar dolar AS bukan nilai yang kecil, dan menunjukkan kita masih menarik untuk investasi migas. Apalagi, proyek itu ada di Indonesia bagian timur. Selain itu, istimewanya Proyek LNG Lapangan Abadi adalah terjadi di laut dalam,” kata Dwi, Senin (24/6).
Pengembangan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela juga menjadi istimewa mengingat proyek strategis nasional ini terjadi di Kawasan Timur Indonesia. Sebelumnya, proyek migas strategis lain yang direalisasikan di kawasan tersebut adalah Proyek LNG Tangguh yang dioperatori BP Indonesia.
Untuk diinformasikan, Proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela merupakan proyek LNG terpadu skala besar pertama yang dioperasikan oleh INPEX di Indonesia. Rencana pengembangan yang direvisi berdasarkan skema pengembangan LNG darat dengan kapasitas produksi gas alam cair sebesar 9,5 juta ton per tahun.
Dwi menambahkan, investasi sebesar 20 miliar dolar AS ini merupakan jumlah investasi asing langsung (FDI) terbesar dalam suatu proyek sepanjang sejarah Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia sangat kondusif dan diharapkan dapat mendorong investor lainnya untuk berinvestasi di Indonesia.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, mengungkapkan bahwa selesainya pembahasan rencana pengembangan ini terjadi setelah INPEX mendapatkan kepastian keekonomian atas proyek LNG Abadi Blok Masela. Dia berharap, setelah POD disahkan tidak banyak pembahasan yang akan dilakukan antara KKKS dan Pemerintah. Jika pun ada hanya sebatas yang bersifat administrasi.
“Saya kira akan memberikan sentimen positif bagi kegiatan investasi di Indonesia, terutama investasi migas. Harapannya sentimen positif akan memberikan pengaruh positif pada proyek strategis migas salah satunya proyek IDD (Indonesian Deepwater Development),” kata Komaidi, Senin (24/6).