Selasa 25 Jun 2019 12:31 WIB

India Tawarkan Insentif ke Investor yang Hengkang dari China

Pemerintah India juga mendirikan zona industri terjangkau di sepanjang garis pantai

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – India sedang mempertimbangkan penawaran insentif untuk menarik perusahaan yang ingin pindah dari China di tengah situasi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Insentif keuangan seperti tarif pajak preferensial dan pembebasan pajak seperti yang dilakukan Vietnam menjadi beberapa contoh insentif yang akan dipertimbangkan pemerintah India.

Dilansir di Bloomberg, Selasa (25/6), pemerintahan setempat sudah menentukan target industri yang akan diberikan insentif tersebut. Di antaranya, elektronik, peralatan konsumen, kendaraan listrik, alas kaki hingga mainan.

Baca Juga

Seperti diketahui, sejumlah negara berkembang seperti Vietnam dan Malaysia kini sudah mendapatkan manfaat dari industri yang tengah menghindari tarif dari perang dagang. Di sisi lain, India justru harus kehilangan sebagian besar investasi yang ada.

Kementerian Perdagangan India sudah membuat rencana  lebih besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor sembari meningkatkan ekspor. Rencana ini tinggal menunggu persetuuan dari Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman.

Langkah lain yang akan dilakukan pemerintah India adalah mendirikan zona industri terjangkau di sepanjang garis pantai. Pemerintah juga akan memberikan preferensi kepada produsen lokal dalam pengadaan pemerintah sebagai insentif untuk memenangkan perusahaan yang mencari basis produksi alternatif selain China.

Rencana ini disampaikan dalam dokumen Kementerian Perdagangan yang sudah diedarkan kepada para pemangku kepentingan.

Rencana yang sudah dirancang tersebut diharapkan mampu membantu menumbuhkan basis manufaktur India. Selain itu, juga membantu pelaksanaan inisiatif utama Perdana Menteri Narendra Modi, Make in India.

Dalam inisiatif itu, pemerintah ingin meningkatkan kontribusi manufaktur hingga 25 persen dari perekonomian pada 2020. Dampaknya, defisit perdagangan antara India dengan China sebagai mitra dagang terbearnya akan menyempit. Saat ini, sekitar 95 persen produk konsumsi di India merupakan hasil impor dari China.

Pemerintah juga berupaya meningkatkan kinerja ekspor di sektor-sektor yang sudah ‘dikosongkan’ oleh AS. Pemerintah telah mengidentifikasi lebih dari 150 item yang dapat dimanfaatkan para eksportir untuk bermitra dengan China. Di antaranya, kentang yang diawetkan, serat stapel sintetik dari poliester dan kaos, mesin tenaga hidrolik hingga supercharger untuk motor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement