Jumat 21 Jun 2019 13:12 WIB

Dirut: Harga Avtur Pertamina Sudah Murah

Pertamina diminta ikut mendukung kebijakan penurunan tarif tiket penerbangan murah

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petugas mengisi bahan bakar pesawat/avtur (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Petugas mengisi bahan bakar pesawat/avtur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator bidang Perekonomian meminta seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen menurunkan biaya operasional maskapai nasional. Permintaan ini terkait penurunan harga tiket maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) domestik.

Menanggapi permintaan tersebut Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan harga avtur yang diproduksi Pertamina untuk maskapai dalam negeri sudah tergolong murah. Namun, Nicke berjanji bakal melakukan upaya meringankan beban maskapai dari sisi pengeluaran bahan bakar, khususnya bagi Garuda Indonesia.

Baca Juga

"Betul (kita sudah murah). Tapi, kita semua melakukan effort untuk itu," ujarnya di Kementerian BUMN, Jumat (21/6).

Sementara itu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan bakal mengumpulkan para BUMN yang berkaitan dengan industri penerbangan untuk menindaklanjuti Kebijakan Kementerian Koordinator Perekonomian terkait penurunan harga tiket maskapai LCC domestik. Rini menekankan bahwa pihaknya mesti menghitung kembali struktur biaya operasi secara tepat.

"Terus terang, baru hari ini (penurunan harga tiket) baru kita bicarakan. Tapi, penekanannya bahwa tolong dihitung kembali struktur biaya seperti apa," kata Rini.

Rini mengatakan, dalam upaya penurunan tiket pesawat, maskapai tidak boleh mengesampingkan perihal keamanan dan keselamatan penumpang. Selain itu, kenyamanan pelayanan kepada konsumen tetap harus dijaga meski biaya tiket diturunkan.

Permintaan Rini tersebut terutama diarahkan kepada maskapai pelat merah Garuda Indonesia Group yang saat ini menjadi salah satu penguasan industri penerbangan selain Lion Air Group. Anak usaha Garuda Indonesia Group yang masuk kategori maskapai LCC yakni Citilink. Sementara, Garuda Indonesia masuk kategori full service sedangkan Sriwijaya Air kelas medium service.

Menurut dia, seluruh biaya pengeluaran yang mempengaruhi harga tiket di tingkat konsumen harus dihitung secara rinci. Sebab, tanpa perhitungan yang cermat, faktor keamanan, keselamatan, serta kenyamanan penumpang dikhawatirkan dapat terpengaruh.

"Saya selalu menekankan Garuda harus menjaga keamanan dan keselamatan. Perawatan harus tepat waktu. Saya berharap tolong semua dihitung dengan baik," kata dia.

 

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Perekonomian pada Kamis (20/6) mengeluarkan tiga arahan kebijakan sebagai jawaban atas keluhan masyarakat terkait mahalnya harga tiket pesawat rute domestik. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, arahan pertama yakni agar para maskapai LCC menurunkan harga tiket pesawat.

Arahan kedua, Darmin mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen menurunkan menurunkan biaya operasional. Pihaknya meminta agar seluruh pihak ikut menjaga keberlangsungan industri angkutan udara di Tanah Air. Sementara, arahan ketiga yakni pemerintah bakal menyiapkan insentif fiskal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement