Rabu 19 Jun 2019 08:42 WIB

REI: Belum Ada Geliat Properti di Calon Pulau Ibu Kota Baru

Isu pemindahan ibu kota belum berpengaruh terhadap harga tanah.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Ibukota Pindah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Ibukota Pindah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Real Estate Indonesia (REI) memantau belum ada pergerakan signifikan untuk industri properti di Kalimantan. Setelah pengumumannya sebagai pulau untuk ibu kota baru Indonesia, REI menyebut belum ada geliat perkembangan.

Ketua REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan pelaku industri properti masih wait and see. Belum diumumkannya kota pilihan menjadi salah satu alasan pengembang untuk tidak berspekulasi. Apalagi Kalimantan masih berjuang untuk meningkatkan perekonomiannya.

Baca Juga

"Khususnya di Kalimantan Timur, kita lihat memang belum ada pergerakan, kegairahan baik harga mau pun minat properti," kata Soelaeman pada Republika.co.id, Selasa (18/6).

Menurutnya, industri properti di sana sangat terpengaruh oleh kondisi perekonomian yang didorong oleh pertambangan. Saat nilai tambang, misal batu bara turun seperti baru-baru ini, maka industri properti ikutan anjlok.

"Seminggu lalu saya cek, isu pemindahan ibu kota itu belum terlalu berpengaruh ke harga tanah juga," kata pria yang akrab disapa Eman ini.

Ini karena geliat properti ditunjang oleh adanya permintaan. Saat perekonomian Kalimantan merosot karena harga produk tambang yang jatuh, permintaan dan industri properti ikut jatuh. Isu pindah ibu kota tidak cukup membuatnya bangkit.

 Hal tersebut tidak serta merta membawa pengaruh positif apalagi kota pilihan belum diumumkan. Jika pun sudah, belum tentu akan berdampak signifikan hingga proses pemindahan ibu kota berjalan. Eman menyampaikan ada faktor psikologis yang mempengaruhi.

Saat Kalimantan masih dalam masa kejayaan dengan industri pertambangan tumbuh pesat, maka industri lain ikut serta. Namun kini, tambang melemah. Eman mengatakan permintaan properti bahkan masih belum ada. 

"Belum terasa, kelumpuhan ekonomi di sana belum mencapai titik baliknya," kata dia.

Perkembangan properti di Kalimantan akan membutuhkan waktu mulai dari dari perubahan psikologis hingga pertumbuhan ekonomi riil. Eman memprediksi pada 2020 akan mulai terlihat arah pasti dari industri yang ditunjukkan dengan optimisme pelaku industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement