Senin 03 Jun 2019 10:26 WIB

Rencana Tarif Baru Atas Meksiko Bahayakan Ekonomi Global

Tarif jika melampaui tarif saat ini menjadi pertanda bahaya bagi pasar keuangan.

Presiden AS Donald Trump saat mengunjungi bagian baru tembok perbatasan dengan Meksiko di Calexico, Kalifornia, Jumat (5/4).
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Presiden AS Donald Trump saat mengunjungi bagian baru tembok perbatasan dengan Meksiko di Calexico, Kalifornia, Jumat (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang ekonom terkenal Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif lima persen pada semua barang yang diimpor dari Meksiko bisa menimbulkan bahaya bagi ekonomi Amerika Serikat dan ekonomi global. Tarif yang akan dikenakan jika jauh melampaui tarif saat ini, menjadi pertanda bahaya bagi pasar keuangan.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Jumat (31/5) lalu, Adam Posen, Presiden Peterson Institute for International Economics yang berbasis di Washington, mengatakan mengancam Meksiko dengan tarif atas masalah migrasi - meskipun ada perjanjian perdagangan keseluruhan dalam Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA) - "menandai titik balik".

Baca Juga

Jika tarif dinaikkan sepihak terkait dengan kebijakan perbatasan bukan hubungan ekonomi, Posen mengatakan, pasar akan menyadari bahwa presiden AS tidak mungkin memberikan kesepakatan perdagangan dengan mitra dagangnya. "Tidak ada pemerintah yang mau membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat sama sekali," ujarnya.

Presiden AS pada Kamis (30/5) mengatakan akan memberlakukan tarif lima persen untuk semua barang impor Meksiko mulai 10 Juni, sehingga dapat menekan negara itu untuk menghentikan migran tidak berdokumen yang melintasi perbatasan, dan secara bertahap akan meningkatkan tarif hingga masalahnya teratasi.

Langkah-langkah yang diusulkan, kata Posen, telah mendorong aksi jual luas, yang berbeda dari kasus-kasus sebelumnya. Bahkan beberapa arus safe-haven masuk pasar sekuritas di Jerman dan euro, menjauh dari surat utang pemerintah AS atau dolar AS. "Ini menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang ekonomi AS meningkat," katanya.

Dampak makroekonomi dari tindakan terbaru kemungkinan akan jauh lebih tinggi sekarang daripada efek langsung dari tarif itu sendiri, Posen memperingatkan.

Pertama, ia memperkirakan penurunan pasar ekuitas berkelanjutan secara signifikan, yang akan memiliki efek kepada konsumsi dan investasi. Kedua, penundaan dan pengurangan investasi lintas batas yang produktif, termasuk investasi ke Amerika Serikat, akan memburuk.

Selain itu, ia berpendapat, dampak langsung pada industri otomotif pasti akan tajam dan cepat, jika tarif lima persen diterapkan. "Dengan mengutip keadaan darurat nasional atas masalah jangka panjang seperti imigrasi untuk menghukum sekutu seperti Meksiko, Presiden Trump telah menyalahgunakan wewenangnya untuk meminta tindakan darurat dalam menghadapi ancaman keamanan nasional yang asli," kata Posen.

Posen juga mengatakan bahwa, pasar sedang bangkit untuk risiko sistemik yang diabaikan atau kurang dihargai. Kekhawatiran pasar akan menyebar ketika negara-negara lain mulai menggunakan merek alasan keamanan nasional Trump untuk terlibat dalam proteksionisme terhadap Amerika Serikat dan lainnya.

"Tindakan semacam itu dapat dengan mudah berubah menjadi pembalasan dan proteksionisme global yang bebas untuk semua," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement