Selasa 28 May 2019 00:05 WIB

Pemerintah Prediksi Deflasi akan Terjadi pada Juni 2019

Deflasi diprediksi terjadi karena stabilitas supply-demand bahan pangan terjaga

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, peningkatan konsumsi masyarakat pada Ramadhan memang menjadi salah satu yang berkontribusi terhadap penurunan inflasi pada Mei 2019. Kendati demikian, pihaknya memproyeksi deflasi pada Juni 2019 akan terjadi sebab adanya stabilitas harga bahan pokok (bapok).

Dia mengatakan, deflasi tersebut dapat terjadi sebab pemerintah memastikan suplai dan permintaan bapok akan seimbang. Hal itu dinilai dapat selaras dengan stabilitas harga bapok.

Baca Juga

“Kita harapkan pada Juni nanti, deflasi juga terjadi. Bukan karena konsumsi masyarakat kita, tapi dari stabilitas supply-demand yang terjaga,” kata Enggar kepada wartawan, Senin (27/5).

Salah satu upaya yang dilakukan guna menjaga stabilitas harga jelang Lebaran dan setelahnya, Enggar menjelaskan, pemerintah secara aktif terus menggandeng pelaku usaha utamanya penentu harga seperti sektor ritel. Menurut dia, apabila stabilitas harga di ritel terjaga, kecenderungan permainan harga di sektor pasar tradisional tak akan terjadi.

Selain itu, dia memastikan pemerintah terus berupaya memasuki akses distributor besar guna menjaga stabilitas harga. Menurut dia, berdasarkan dari keluhan pedagang pasar, adanya operasi pasar terkadang mengganggu jalannya perdagangan sebab para pedagang masih memiliki stok berlebih di pasaran.

Guna mendorong peningkatan konsumsi, pihaknya juga mengimbau agar kerusuhan tak lagi terjadi. “Kalau suasananya nyaman dan aman, konsumsi belanja masyarakat kita juga akan meningkat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement