Selasa 21 May 2019 07:26 WIB

PLN Tambah Desa Berlistrik di Kalimantan Barat

Rasio desa berlistrik di Kalbar sebesar 79,25 persen dari 2.130 desa yang ada.

Program penyambungan listrik desa (ilustrasi)
Foto: PLN
Program penyambungan listrik desa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Barat (Kalbar) terus melakukan penambahan desa berlistrik. Hal ini bertujuan meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah tersebut.

Penambahan desa berlistrik itu ditandai dengan penancapan tiang pertama proyek Listrik Desa (Lisdes) se- Kalbar di Kabupaten Sanggau. "Kegiatan groundbreaking Lisdes di Kalbar dipusatkan di Desa Mandong, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, itu menandai pelaksanaan seluruh pekerjaan proyek Lisdes 2019," ujar General Manager PLN UIW Kalbar, Agung Murdifi di Sanggau, Senin (20/5).

Agung mengatakan pada 2019 ini PLN melalui proyek Lisdes akan melistriki 60 desa atau dusun yang tersebar di 12 kabupaten yang ada di Kalbar. Saat ini rasio desa berlistrik di Kalbar sebesar 79,25 persen dari 2.130 desa yang ada.

"Sebanyak 1.515 desa menggunakan listrik PLN dan 174 desa non-PLN. Kami berharap seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu," kata Agung.

Diakuinya, seluruh material menyangkut pelaksana pekerjaan sudah tersedia, sebagian sudah dikirim ke lokasi desa yang bersangkutan. Kondisi sarana transportasi yang kurang kondusif di beberapa daerah menjadi kendala utama saat proses pengangkutan material.

Khusus Desa Mandong, terdapat tiga dusun yang akan dilistriki, yakni Dusun Terindak, Dusun Empayan, dan Dusun Tuan. Panjang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang akan dibangun sepanjang 7,225 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,024 kms, dan gardu distribusi.

"Dengan adanya pembangunan dan perluasan jaringan ini nantinya PLN akan melakukan penyambungan 171 rumah warga," jelas dia.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman mengatakan upaya melistriki masyarakat telah dilakukan oleh PLN baik di sisi pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi. Ia berharap pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kalbar dapat meningkatkan indeks desa membangun tiap tahunnya.

Kades Mandong, Andreas, mengungkapkan bahwa keberadaan listrik yang akan masuk ke desanya tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Banyak aktivitas usaha warga yang dapat dilakukan tanpa harus tergantung dengan waktu," ujarnya.

Desa Mandong berjarak lebih kurang tujuh kilometer dari jalan provinsi di Desa Sosok. Beberapa dusun di desa Mandong sebelumnya sudah berlistrik, sementara sisanya akan segera terlistriki melalui program proyek Lisdes 2019 ini.

Selama ini warga menggunakan genset untuk penerangan di rumah, itupun terbatas hanya beberapa jam saja. "Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp700 ribu - Rp800 ribu per bulan untuk membeli BBM, cukup besar untuk ukuran warga desa, belum lagi biaya perbaikan nya jika sesekali terjadi kerusakan," kata Andreas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement