Sabtu 25 Feb 2023 22:45 WIB

PLN NTT Targetkan 94 Desa di Flores Dialiri Listrik pada 2023

Tantangan pembangunan listrik di Flores yakni mayoritas jaringan harus lewat hutan.

Sejumlah petugas PLN memindahkan jaringan kabel dari tiang listrik yang lama ke tiang yang baru di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Selasa (2/8/2022) (ilustrasi). PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menargetkan akan mengalirkan listrik PLN bagi 94 desa yang tersebar di Pulau Flores pada 2023.
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Sejumlah petugas PLN memindahkan jaringan kabel dari tiang listrik yang lama ke tiang yang baru di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT, Selasa (2/8/2022) (ilustrasi). PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menargetkan akan mengalirkan listrik PLN bagi 94 desa yang tersebar di Pulau Flores pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur menargetkan akan mengalirkan listrik PLN bagi 94 desa yang tersebar di Pulau Flores pada 2023.

"Kondisi saat ini masih terdapat 94 desa di Flores yang belum berlistrik PLN yang kami targetkan bisa menikmati listrik PLN pada tahun ini (2023)," kata General Manager PLN UIW NTT Fintje Lumembang dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (25/2/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan pembangunan listrik pedesaan di Flores terus bergerak naik. Pada 2022, kata dia, PLN telah melistriki sebanyak 33 desa dan 34 dusun dengan jumlah calon pelanggan sebanyak 13.766 kepala keluarga.

Fintje mengatakan, untuk melistriki 94 desa yang ditargetkan, PLN akan membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 191,8 kilo meter sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah 227,9 kms, gardu 54 unit dengan total daya 2.700 kilo volt ampere (kva).

Menurut dia, pembangunan listrik di Flores yang terdiri dari 8 kabupaten (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur memiliki tantangan tersendiri yaitu sebagian besar jaringan listrik harus melewati kawasan hutan. Oleh sebab itu, PLN juga menjalani proses pengurusan izin pembangunan jaringan yang memerlukan dukungan dan koordinasi bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTT.

Selain itu, kata dia tantangan lain yang dihadapi yaitu kondisi geografis dan akses jalan yang kurang memadai, sehingga menghambat proses pengangkutan material jaringan listrik ke desa atau dusun. "Banyak ruas jalan yang sulit untuk dilewati kendaraan sehingga kami berharap menjadi prioritas perbaikan oleh pemerintah provinsi atau kabupaten sehingga pembangunan listrik pedesaan bisa lebih lancar," katanya.

Fintje mengatakan, meskipun banyak tantangan di lapangan, namun ia memastikan pembangunan jaringan listrik perdesaan akan terus dikebut untuk mengejar target 100 rasio elektrifikasi nasional di 2024. Pada Januari 2023 ini, kata dia, PLN telah melakukan uji coba jaringan listrik desa di 6 desa dan 4 dusun yang tersebar di Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur.

"Kami terus berjuang melistriki desa-desa di wilayah pelosok agar terwujudnya energi berkeadilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement