REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bank sentral China (PBOC) telah memperingatkan dalam sebuah laporan bahwa ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) dapat berdampak buruk pada ekonomi global. Gesekan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan adalah risiko utama yang dihadapi ekonomi dunia.
Kombinasi dari beberapa ketidakpastian akan memperkuat kerentanan ekonomi, kata Bank Rakyat China (PBOC) dalam sebuah laporan tentang implementasi kebijakan moneter pada kuartal pertama, seperti dikutip dari Xinhua, Ahad (19/5).
PBOC mengatakan ketidakpastian dan dampak pada rantai pasokan global yang disebabkan oleh konflik perdagangan secara bertahap berdampak pada penundaan keputusan investasi perusahaan hingga permintaan keringanan eksternal beberapa negara karena rantai pasokan terganggu.
Di masa depan, konflik perdagangan dan ketidakpastian kebijakan dapat lebih jauh menyeret ekonomi global ke inflasi tinggi, kerusakan pada sentimen keluarga dan perusahaan, dan volatilitas pasar keuangan, kata laporan PBOC. Meskipun ada ketidakpastian eksternal, PBOC memperkirakan prospek ekonomi China akan tetap stabil berkat banyak faktor yang menguntungkan.
"China mampu mengatasi berbagai jenis ketidakpastian internal dan eksternal karena ada ruang yang cukup bagi pembuat kebijakan untuk bermanuver serta berbagai alat kebijakan moneter," kata bank sentral itu.
Indikator ekonomi negara itu menunjukkan tanda-tanda positif yang stabil pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan 6,4 persen (tahun ke tahun), yang mencerminkan aktivitas ekonomi ekspansif dan peningkatan struktur ekonomi.