REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia membuka opsi untuk tambahan modal sebesar Rp 2 triliun. Komisaris Independen Bank Muamalat, Iggi H Achsien mengatakan perusahaan masih berupaya mencari tambahan dengan berbagai opsi.
Ia mengungkap, saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (17/5), disebutkan kembali hasil RUPS pada Juni 2018. Salah satu keputusannya adalah menyetujui tambahan modal Rp 2 triliun lainnya.
"Ini masih tetap berlaku, Rp 2 triliun lagi insyaAllah, tapi kita selesaikan yang saat ini dulu," kata Iggi usai RUPS kepada wartawan.
RUPSLB Bank Muamalat telah menyetujui masuknya dana segar sebesar Rp 2 triliun yang berasal dari konsorsium Al Falah Investment Limited dan konsorsium Koperasi Simpan Pinjam Jasa. Al Falah suntikkan dana Rp 1,7 triliun dan Kospin Jasa sebesar Rp 300 miliar.
Iggi mengatakan setelah ini perusahaan akan mengajukan perizinan pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah mendapat restu dan efektif, masa penawaran Right Issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan dimulai.
Ia menyampaikan masa penawaran akan berlangsung setelah pertengahan Juni. Sementara untuk sisa Rp 2 triliun lainnya, opsi penawaran umum seperti saat ini dirasa akan sulit jika dikejar tahun ini.
"Kalau mekanismenya melalui penawaran umum, rasanya agak repot, secara realistis Juli mulai lagi audit dulu jadi panjang," kata dia.
Iggi tidak menutup kemungkinan ada skema atau opsi lain jika ingin dikejar tahun ini. Bisa melalui uang muka setoran modal, tier dua, subordinate, dan bentuk-bentuk setoran modal lainnya yang ada di peraturan OJK.
Namun proses-proses ini akan dikonsultasikan dengan susunan pemegang saham yang baru. Apakah diperlukan lagi dana tambahan, berapa jumlahnya, bagaimana cara yang optimal, dan lain-lainnya.
Untuk opsi roadshow mencari investor baru, Iggi mengatakan perusahaan ingin fokus menyelesaikan langkah ini terlebih dulu. Setelah itu baru memulai langkah lanjutan.