Jumat 17 May 2019 21:35 WIB

Ke Bali, Jokowi Tinjau Lapangan Sepak Bola dari Dana Desa

Lapangan Desa Kutuh dibangun dari dana desa dan akan menjadi sentra wisata olah raga.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Sandjojo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Seskab Pramono Anung, Gubernur Bali I Wayan Koster, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Kades Kutuh I Wayan Purja, Bendesa Adat Kutuh I Made Wena meninjau lapangan sepak bola di kawasan wisata Gunung Payung Cultural Park, Desa Kutuh, Badung, Bali, Jumat (17/5/2019). Lapangan Krida Manggala I Ketut Lotri dibangun menggunakan dana desa dan swadaya masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa Adat (BUMDA).
Foto: dok. Wening/Kemendes PDTT
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Eko Sandjojo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Seskab Pramono Anung, Gubernur Bali I Wayan Koster, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Kades Kutuh I Wayan Purja, Bendesa Adat Kutuh I Made Wena meninjau lapangan sepak bola di kawasan wisata Gunung Payung Cultural Park, Desa Kutuh, Badung, Bali, Jumat (17/5/2019). Lapangan Krida Manggala I Ketut Lotri dibangun menggunakan dana desa dan swadaya masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa Adat (BUMDA).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meninjau pengembangan lapangan sepak bola di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (17/5). Lapangan sepak bola yang dibangun dari dana desa ini akan menjadi sentra wisata olah raga (sport tourism) Desa Kutuh.

"Di desa Kutuh ini konsepnya sport tourism, misalnya menyewakan lapangan sepak bola untuk latihan, kompetisi internasional. Paralayang ini saja setahun bisa hasilkan Rp 800 juta. Luar biasa kan," ujarnya seperti dalam siaran pers.

Baca Juga

Menurutnya, Desa Kutuh adalah contoh desa yang berhasil memanfaatkan dana desa untuk mengembangkan ekonomi dan menyejhterakan masyarakat desa. Ia menyarankan desa-desa lain yang memiliki karakter serupa dengan Desa Kutuh dapat menduplikat konsep yang telah dikembangkan desa ini.

"Dana desa ini bisa men-trigger (memicu) ekonomi yang ada di desa, sehingga masyarakat merasakan manfaatnya. Ini bisa dikopi di tempat lain yang memiliki kemiripan, entah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, terkait model, keberhasilan sebuah manajemen pengelolaan dana desa untuk kemanfaatan masyarakat," ujarnya.

Terkait pengembangan ekonomi desa, ia meminta desa agar tidak terjebak dengan era revolusi 4.0. Ia meminta desa fokus menggali segmen-segmen ekonomi yang memiliki potensi ekonomi tinggi.

"Dulu Desa Kutuh ini desa miskin, sekarang sudah keluar dari kemiskinan. Ini kita jangan terjebak dengan revolusi 4.0. Ada segmen yang bisa dimasuki desa atau daerah, yang justru terkadang tidak banyak kompetitornya, tidak banyak pesaingnya, yang justru itu kadang lebih bermanfaat," ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, lapangan sepak bola yang dibangun di area wisata Gunung Payung Desa Kutuh ini akan digunakan untuk even Badung International Football Championship (Badung-IFC). Pertandingan ini akan melibatkan 100 tim dan 2.500 pemain dan official dari 13 negara yakni Indonesia, Jepang, Korea, Australia, Cina, Uzbekistan, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Bangladesh, dan Senegal.

"Lapangan bola ini akan digunakan untuk beberapa international event. Karena di Badung dalam waktu dekat ada event international football. Diperkirakan bisa menghasilkan pendapatan Rp 7 Miliar per bulan. Di samping itu homestay juga bisa dipakai untuk penginapan atlet, ibu-ibu juga bisa berjualan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement