Rabu 15 May 2019 11:10 WIB

Pemerintah Kebut Elektrifikasi di NTT

Rasio Elektrifikasi NTT hingga Maret 2019 sebesar 71 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Dua petugas PLN sedang menyambung kabel listrik di sebuah desa di Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. PLN Wilayah NTT bertekad menerangi seluruh desa yang belum berlistrik pada tahun ini.
Foto: Rakhmat Hadi Sucipto/REPUBLIKA
Dua petugas PLN sedang menyambung kabel listrik di sebuah desa di Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu. PLN Wilayah NTT bertekad menerangi seluruh desa yang belum berlistrik pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan rasio elektrifikasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya tersebut dilakukan melalui percepatan proyek infrastruktur kelistrikan dan pemberian sambungan listrik gratis.

"Pemerintah terus mendorong penyediaan listrik untuk daerah-daerah yang rasio elektrifikasinya masih rendah. Kita ingin agar semua (masyarakat) dari Sabang sampai Merauke dapat merasakan listrik, dan yang lebih penting harganya terjangkau," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, Rabu (15/5).

Baca Juga

Pemerintah mencatat, Rasio Elektrifikasi NTT hingga Maret 2019 sebesar 71 persen. Melalui upaya tersebut ditargetkan pada akhir 2019, rasio elektrifikasi NTT bisa mencapai 90 persen.

Untuk program penyambungan listrik gratis PT PErusahaan Listrik Negara (PLN), sasarannya adalah rumah tangga miskin dan tidak mampu. "Ada 11 ribu Kepala Keluarga (KK) yang akan menerima progam sambungan listrik gratis di NTT," ungkap Agung.

Dalam merealisasikan program sambungan listrik gratis tersebut, hambatan terbesar adalah ketidaktersediaan jaringan tegangan rendah untuk semua KK. Meski begitu, PLN tetap optimistis penyambungan 11 ribu KK di NTT bisa terealisasi hingga akhir tahun 2019 dikarenakan adanya rencana penambahan infrastruktur baru berupa Jaringan Tegangan Menengah dan Tengangan Rendah lengkap dengan Trafo Distribusi.

"Langkah ini perlu diambil mengingat sebagian dari warga yang akan mendapatkan sambungan gratis belum tersedia jaringan listriknya," ujar Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Djoko R Abumanan dalam keterangan resmi PLN.

Ia menyebut, infrastruktur pendukung sistem kelistrikan di NTT terus dipercepat dengan pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 Kilovolt (kV) Ruteng-Bajawa. Adanya SUTT ini akan memperkuat dan memperluas jangkauan sistem interkoneksi di wilayah NTT. Transmisi tersebut akan melewati beberapa kabupaten antara lain: Manggarai Timur (Bojong)-Nagekeo, Ende (Kampung Ropa), Maumere, Wairita dan Kabupaten Larantuka.

Meskipun banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunannya, mengingat sebagian besar kontur daerahnya berupa kepulauan, pegunungan, dan beberapa desanya terletak di lereng-lereng bukit, sehingga sulitnya akses untuk mengangkut material proyek, PLN tetap optimistis pembangunan SUTT 70 kV di jalur Ruteng-Ropa dapat diselesaikan akhir tahun 2019.

"Untuk jangka pendek pada triwulan III, dapat dioperasikan section Ruteng-Bejawa," kata Djoko.

Upaya yang dilakukan Pemerintah bersama PLN tersebut merupakan wujud nyata pemerataan pembangunan jaringan kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat NTT, serta bentuk dukungan terhadap pengembangan industri dan potensi pariwisata di daerah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement