REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan bunga dan kredit bersih Bank Victoria mencapai Rp 459,33 miliar pada 2018. Angka ini meningkat 0,36 persen atau Rp1,65 miliar dari tahun lalu hanya hanya sebesar Rp457,68 miliar.
Kredit Bank Victoria pada 2018 secara konsolidasi di luar pembiayaan syariah sebesar Rp15,16 triliun. "Kredit Bank Victoria tumbuh 4,05 persen," ujar Sekretaris Perusahaan PT Bank Victoria International Tbk, Ruly Dwi Rahayu, dalam keterangan pers, Ahad (12/5).
Menurut Ruly, upaya pencapaian pertumbuhan portofolio kredit dilakukan secara berkesinambungan. Pihaknya terus memantau pemenuhan pipeline dan pengefektifan proses kredit yang prudent melalui sentralisasi proses kredit, perubahan struktur organisasi dan mengoptimalkan pemakaian outstanding fasilitas.
Di sisi lain, pencapaian dana pihak ketiga (DPK) Bank Victoria secara konsolidasia adalah Rp 20,64 triliun atau turun 0,67 persen dari Rp 20,77 triliun di 2017. Namun dari sisi aset terjadi peningkatan yang mencapai Rp 30,17 triliun, meningkat 4,67 persen atau sebesar 1,35 persen dari tahun lalu yang hanya Rp 28,83 triliun.
Pada 2018, penghimpunan DPK difokuskan pada deposan ritel dan berdana murah. Selain itu, bank juga fokus menurunkan cost of fund (biaya dana). Cost of fund ini mencakup biaya-biaya yang dikeluarkan bank termasuk biaya bunga kepada nasabah.
Juga, terus mengupayakan peningkatan CASA melalui produk-produk dana, internet banking business dan mobile bankinh transaction banking.
CASA adalah singkatan dari current account saving account yang bermakna seberapa besar rasio dana murah yang diraih perbankan. Semakin tinggi CASA sebuah bank, maka semakin profit buat bank itu.
Untuk mendukung pelaksanaan business roadmap, Bank Victoria sedang melakukan pengembangan infrastruktur berupa peningkatan kapasitas IT, yaitu internet banking business dan mobile banking transaction.