REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski bawang putih impor sudah mulai masuk, namun tren kenaikan harga bawang putih belum kunjung berakhir. Mengatasi hal ini, pemerintah masih terus melakukan operasi pasar (OP) bawang putih hingga harga bawang putih ditargetkan stabil dalam pekan ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahya Widayanti menargetkan, harga bawang putih dapat berangsur stabil di kisaran Rp 35 ribu per kilogram (kg) di sektor ritel, dan Rp 32 ribu per kg di sektor pasar tradisional. Menurut dia, pemerintah sudah menginstruksikan distributor untuk mendistribusikan bawang putih impor yang masuk agar membanjiri pasar.
“Kita sudah bagi-bagi bawang putihnya ke distributor, tinggal dijual,” kata Tjahya saat dihubungi Republika, Kamis (9/5).
Dia menambahkan, untuk menstimulus penurunan harga, Kemendag bekerjasama dengan lembaga dan kementerian lain untuk terus menggelar OP hingga harga dapat berangsur stabil. Dia menjelaskan, sejak 18 April lalu, Kemendag sudah melakukan OP bawang putih dan akan terus dilangsungkan pada Ramadhan ini.
Tjahya mengakui, pada Ramadhan ini terdapat beberapa komoditas pangan yang harganya tinggi di pasaran. Komoditas tersebut antara lain bawang putih dan bawang merah. Meski begitu, dia memastikan, untuk bawang putih harga akan kembali bisa ditekan turun karena suplai sudah tersedia dari impor. Sedangkan untuk bawang merah, Kementerian Pertanian (Kementan) berdasarkan penuturannya, memastikan pasokan tersedia sehingga harga berangsur normal.
Mengacu catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga bawang putih sedang pada 9 Mei 2019 berada di kisaran Rp 43.200-Rp 80 ribu per kg. Dari catatan itu, harga bawang putih terendah berada di wilayah Kalimantan Barat dengan level Rp 28.750 per kg. Sedangkan harga tertinggi berada hampir di wilayah Indonesia bagian Timur di level harga Rp 84.150 per kg.
Direktur Jenderal Tanaman Hortikultura Kementan Suwandi memastikan, stabilisasi harga bawang putih akan berlangsung pekan ini. Dia juga menegaskan, pola tanam benih masih akan dilangsungkan guna mencapai target swasembada pada 2021 mendatang. Untuk itu, pihaknya memastikan kebutuhan bawang putih impor masih akan berlangsung dan pemerintah akan berupaya menjaga suplai.
“Ya sekarang kan impor sudah masuk, kita tunggu saja penurunan harganya,” kata Suwandi.
Sedangkan untuk bawang merah, Suwandi meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir sebab Indonesia sudah memasuki masa panen raya oleh sentra-sentra bawang merah di sejumlah daerah. Panen raya bawang merah, kata dia, akan berlangsung pada Mei hingga Juni mendatang.
Adapun sentra-sentra bawang merah yang melaksanakan panen raya antara lain Brebes, Nganjuk, Demak, Grobogan, dan Bima. Menurut dia, sejauh ini harga bawang merah pun sudah berangsur normal di kisaran Rp 20 ribu-Rp 22 ribu per kg.
Ekonom dari Institute for Developments of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, konsumsi masyarakat terkait bumbu-bumbuan seperti bawang putih dan bawang merah memang tinggi. Dia mencontohkan, ketika terjadi gejolak harga bawang putih akibat minimnya stok pemerintah harus segera mengambil langkah cepat untuk memperbaiki harga.
Namun yang terjadi, kata dia, alih-alih mengambil keputusan cepat, pemerintah justru membuka jarak harga yang terlampau tinggi di pasaran sebelum akhirnya bawang putih impor masuk. “Kalau langkah yang diambil bisa lebih cepat, ketika Ramadhan dan Lebaran nanti harga bisa jauh lebih terkendali,” kata Nailul.
Menurut dia, bawang putih dan bawang merah merupakan salah satu dari bumbu masak utama berbagai resep masakan di Indonesia. Sehingga komoditas tersebut merupakans salah satu yang terpenting bagi masyarakat dan dapat menimbulkan gejolak harga apabila pasokannya terlambat dipenuhi.
“Terbukti, bawang putih dan bawang merah ini menyebabkan inflasi April kemarin,” kata dia.