Kamis 02 May 2019 17:51 WIB

Uji Jalan B30 akan Dilakukan Akhir Mei

Uji jalan dilakukan melalui rute Bandung hingga Tegal sepanjang 40 ribu kilometer.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Menghitung untung-rugi pemakaian biodiesel.
Foto: Republika
Menghitung untung-rugi pemakaian biodiesel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana melakukan uji jalan atau road test untuk kendaraan dengan bahan bakar Biodiesel 30 persen pada akhir Mei ini. Saat ini, Gaikindo dan Aprobi masih melakukan serangkaian persiapan uji jalan dengan persiapan mesin mobil.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan menjelaskan sejak 29 April kemarin sebanyak 11 mobil dan truk milik Gaikindo melalui tahap bongkar mesin. Bongkar mesin ini dilakukan untuk membersihkan mesin mesin agar siap dan capable untuk memakai B30. 

"Mesinnya dibongkar semua, sudah jalan mulai dari tangki, pipa, mesin semua dibuka, dibersihkan semua. Sudah mulai 29 April 2019," ujar Paulus di Kantor Aprobi, Kamis (2/5).

Paulus menjelaskan, nantinya pascapembongkaran mesin ini, Gaikindo, pemerintah, Aprobi dan BPPT akan memulai uji jalan atau road test melalui rute Bandung hingga Tegal sepanjang 40 ribu kilometer. Hasil dari uji jalan ini nantinya akan menjadi acuan pemerintah untuk membuat keputusan apakah B30 laik jalan atau tidak.

"Tapi kami sih optimistis karena B20 saja jalan, ini cuma tinggal menambah komposisi aja. Kami berharap selesainya road test maka sudah bisa langsung diterapkan kebijakan B30 ini paling tidak September mendatang," ujar Paulus.

Hal senada juga dipaparkan oleh Kepala Balitbang ESDM, Dadan Kusdiana. Ia menjelaskan dalam dua sampai tiga pekan ke depan mobil yang saat ini sedang di-overhall akan melalui road test. Untuk proses road test sendiri saja, kata Dadan, tim membutuhkan waktu hingga empat bulan.

"Karena prosesnya selain jalan, dalam jangka waktu tertentu akan dibongkar dan dilihat lagi kondisi mesinnya seperti apa, hasil dan evaluasinya bagiamna. Ya, kira kira empat bulan," ujar Dadan saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/5).

Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Andriah Feby Misna menjelaskan selain mempersiapkan kendaraannya, pemerintah juga sedang menyiapkan fasilitas pengisian bahan bakarnya. Ia menjelaskan, pemerintah perlu memastikan bahwa tangki blending Pertamina siap melakukan pencampuran B30. Selain itu, pemerintah perlu memastikan sistem pengangkutan di titik-titik pengisian B30.

Sedangkan untuk program B20 sendiri, hingga kuartal pertama tahun ini, Aprobi sudah menyalurkan 1,5 juta kiloliter biodiesel. Jumlah tersebut setara 24,19 persen dari target penyaluran biodiesel di pasar domestik tahun ini yang sebesar 6,2 juta kiloliter.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan, penyaluran biodiesel dalam negeri sejauh ini tidak mengalami hambatan yang berarti. "Hal itu terjadi berkat kerja sama semua pihak baik pemerintah, produsen biodiesel maupun industri otomotif seperti Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia)," ujar Paulus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement