REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, sebanyak 32 jenis sayuran organik diekspor ke Singapura. Keseluruhan sayuran tersebut berasal dari Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang juga kerap dipasarkan ke supermarket.
Suwandi menjabarkan, wilayah Getasan memiliki sumberdaya pertanian yang luar biasa. Menurutnya, kondisi tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta menambah devisa negara. Sebab, dengan lahan seadanya saja, para petanu mampu membudidayakan 32 jenis sayuran organik.
“Wilayah Getasan ini daerah yang sudah diolah jadi wilayah pengembangan sayur organik, kelasnya sudah supermarket dan ekspor,” kata Suwandi dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (2/5).
Adapun budidaya sayuran organik di daerah tersebut merupakan hasil binaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menerapkan sistem kedisiplinan dan profesionalitas. Sedangkan, kata Suwandi, pendapatan per kepala keluarga pertanian menembus Rp 2 juta per bulan dengan luas lahan 1.000 meter. Artinya, mayoritas keluarga petani sayuran organik di wilayah tersebut sudah mendapatkan keuntungan.
Ketua Koordinator Nasional Program Pertanian PBNU Witjaksono sekaligus selaku pembinaa sayuran organik di Getasan menjelaskan, pengembangan budidaya sayuran organik di Getasan hingga saat ini masih dengan bentuk kelompok-kelompok. Namun demikian, ke depan akan membentuk koperasi tani.
"Pola pengembangan yang kami lakukan ini tentunya mengacu pada model kelembagaan tani berbasis ekonomi umat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Masyarakat dengan lahan seadanya, bisa berpenghasilan besar. Ya di atas gaji UMR (upah minimum regional)," kata dia.
Zaenal, salah seorang petani sekaligus pengekspor sayuran organik Getasan mengatakan sebanyak 32 jenis sayuran organik yang dihasilkan petani dikemas dan dipasarkan langsung dari Getasan. Keuntungan yang diperoleh petani cukup tinggi sehingga pendapatannya yang diperoleh jauh lebih tinggi.
"Harga wortel dalam kemasan bungkusan Rp 7.500 per bungkus. Biaya produksinya hanya Rp 2.500, sehingga keuntungan mencapai Rp 5.000. Wortel rasanya manis," kata dia.
Dia juga menjabarkan, selain itu terdapat juga pitrut yang harganya Rp 10 ribu per bungkus, timun Rp 7.500 per bungkus dengan biaya produksinya hanya Rp 3.000. Sayuran organik lainya yang diproduksi antara lain piter seley harganya Rp 17.500 per bungkus, sweet potato, daun labu, agas, rusmeri, daun ubi, dan berbagai jenis sayuran lainnya.
"Semuanya masuk supermarket dan sore hari ini diekspor ke Singapura," kata Zainal.