Kamis 25 Apr 2019 14:21 WIB

RUPS VIVA Sepakati Penerbitan 1,65 Juta Saham Baru

Dana dari penerbitan saham baru akan dimanfaatkan untuk membiayai sebagian kewajiban.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Direksi PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (25/4) di Bakrie Tower.
Foto: Republika/Lida Puspaningtyas
Direksi PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Kamis (25/4) di Bakrie Tower.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menyepakati rencana penerbitan saham baru sebanyak 1.646.427.040 lembar saham dalam waktu dekat. Presiden Direktur VIVA Anindya Bakrie belum mau menyebutkan siapa saja pembeli pastinya.

"Yang pasti penerbitan tersebut untuk memperkuat permodalan," kata Anindya setelah RUPS pada wartawan di Bakrie Tower, Kamis (25/3).

Peningkatan modal saham dilakukan dengan mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD). Sebagaimana diatur dalam peraturan OJK nomor 38 Tahun 2014, VIVA dapat menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Dana dari hasil penerbitan saham baru tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai sebagian kewajiban PT Lativi Mediakarya (TV One) berdasarkan Senior Facility Agreement yang akan jatuh tempo pada Oktober 2019 sebesar 9,4 juta dolar AS. Dana selebihnya akan digunakan untuk keperluan modal kerja dan pengembangan usaha.

Sempat berhembus kabar bahwa Erick Thohir yang merupakan Direktur PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) dan Mahaka Media akan membeli saham baru VIVA. Pada kesempatan tersebut, Anindya enggan mengonfirmasi.

"Itu lebih baik kita tidak bahas dulu di sini, saya juga dengar rumor itu dari media. Tentunya mungkin kita tidak berani bicara dulu saat ini," kata dia.

Anindya berharap pembelian saham baru bisa dilakukan dalam waktu dekat. Namun, ia enggan menyebutkan target termasuk potensi pembeli saham baru, baik dari global maupun domestik.

Tapi tentunya, tambah Anindya, penerbitan saham baru akan memperkuat struktur permodalan. Ia mengakui bisnis pada 2018 cukup berat karena tingkat konsumsi yang memburuk.

Namun pada 2019, perlahan kondisi membaik dalam beberapa bulan terakhir. Tidak hanya karena pemilu yang menyumbang perbaikan hingga 30 persen, tapi juga bisnis dan layanan yang meningkat.

"Kami lihat perlahan, memang masih 3-4 bulan, tapi kondisi membaik dari sisi advertising expenditure, bukan hanya buat kita tapi buat media semua," kata Anindya.

Ia optimistis tahun 2019 akan menjadi tahun yang lebih baik untuk bisnis media. Menurut keterbukaan informasi, VIVA yang merupakan anak usaha Grup Bakrie mencatatkan rugi bersih hingga Rp 1,01 triliun sepanjang tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement