REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Titus Indrajaya mengungkapkan tingginya harga tiket pesawat mulai berdampak kepada kelangsungan bisnis agen perjalanan. Sebab, menurut Titus, hingga saat ini persoalan tersebut belum teratasi.
“Kalau agen perjalanan tutup ada lah, di daerah ada dampaknya 60 persen anggota kita tujuh ribu agen perjalanan fokusnya ticketing,” kata Titus di Jakarta, Rabu (24/4).
Dia menjelaskan belum lama ini baru saja mengunjungi Kalimantan Timur dan ada rekomendasi untuk menutup agen perjalanannya. Titus mengatakan beberapa agen perjalanan lebih memilih ke bisnis lain.
Meskipun begitu, Titus menegaskan bukan berarti semua agen perjalanan berupaya untuk menutup bisnisnya. “Ada juga yang bisnisnya disederhanakan ke bisnis lain yang memungkinkan,” tutur Titus.
Untuk itu, Titus menegaskan saat ini Asita pusat masih memotivasi agar agen perjalanan tidak terpuruk. Dia mengatakan para agen travel mulai kembali mengatur strategi tidak hanya membuka perjalanan wisata namun umrah, haji, dan outbound.
Yang pasti, lanjut Titus, dari tingginya harga tiket membuat 30 sampai 40 persen penjualan tiket turun. “Di Bali lokalnya turun, di Yogyakarta, di daerah Pulau Jawa juga. Kita ada tujuh ribu anggota, ada 1,3 juta pekerja,” ungkap Titus.