Sabtu 30 Mar 2019 04:12 WIB

Pembangunan PLTU Lontar Extension Dipercepat

PLTU Lontar Extension direncanakan beroperasi September 2019.

Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto (dua dari kiri).
Foto: PLN
Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto (dua dari kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN mempercepat pembangunan proyek strategis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit 4 dengan kapasitas 1x315 MW. Langkah PLN ini sebagai salah satu perwujudan komitmen meningkatkan keandalan listrik.

PLTU Lontar Extension merupakan EPC dengan pelaksanaan di bawah tanggung jawab PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat. "Kita baru saja merampungkan pelaksanaan Boiler Hydrotest pada Maret ini," ujar Direktur Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto.

Proyek PLTU yang terletak di Desa Lontar, Banten, ini telah menapaki progres yang signifikan dan direncanakan akan rampung pada kuartal ketiga 2019. PLTU yang mulai dikerjakan April 2016 ini merupakan bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan teknologi terbaru yakni super critical dengan batubara low rank coal.

Proyek ini merupakan bagian dari Program Strategis Pemerintah 35 ribu MW. Untuk menambah kapasitas pusat pembangkit energi listrik, dayanya akan di evakuasi melalui sistem transmisi 150 kV (Lontar–Tangerang Baru–Teluk Naga & Lontar– Balaraja). Dengan begitu, setrum bisa didistribusikan kepada pelanggan di daerah Banten, DKI Jakarta dan sekitarnya.

Haryanto menjelaskan pembangunan PLTU Lontar Extension 1x315 MW ini berfungsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di regional Jakarta dan Banten. "Juga untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan sistem Jawa Bagian Barat," ujar dia.

Proyek PLTU Lontar Extension berbahan bakar batu bara jenis low rank coal (LRC). Proyek PLTU Lontar Extension dibangun di lokasi pembangkit PLTU 3 Banten existing, dengan progress 87,68 persen. "PLTU ini direncanakan akan mulai beroperasi pada September 2019," ujar Haryanto menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement