Kamis 28 Mar 2019 11:13 WIB

Sistem Elektronik, Pembukaan Rekening Efek Cuma Dua Jam

Secara tradisional, pembukaan rekening efek memakan waktu hingga 14 hari.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Direktur Trimegah Armand Saleh menjelaskan proses pembuatan rekening investasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (22\11).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Direktur Trimegah Armand Saleh menjelaskan proses pembuatan rekening investasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (22\11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik program Simplifikasi Pembukaan Rekening Efek dan Rekening Dana Nasabah (RDN) yang diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menilai inovasi secara elektronik ini sangat dibutuhkan untuk memudahkan calon investor dalam mengawali transaksi di pasar modal. 

Inarno mengungkapkan, pembukaan rekening efek dan RDN secara tradisional biasanya memakan waktu hingga 14 hari. Sehingga, calon investor pun harus menunggu waktu yang lama untuk bisa memulai bertransaksi. 

Baca Juga

"Dengan adanya inovasi pembukaan rekening secara elektronik ini proses yang lama itu bisa dipersingkat menjadi dua jam saja bahkan kurang dari itu. Jadi tidak perlu menunggu lama lagi calon investor sudah bisa buka rekening dan transaksi saat itu juga," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (28/3).

Inarno mengatakan, inovasi ini merupakan milestone bagi perkembangan pasar modal Indonesia. Menurut Inarno, ini sejalan dengan visi dan rencana BEI untuk mendukung transformasi digital proses bisnis dan instrumen pasar modal terutama dari sisi proses inklusi investor. 

Inarno optimistis penerapan inovasi ini akan meningkatkan produktivitas BEI dalam percepatan pembukaan rekening efek dan RDN. Saat ini setidaknya ada 18 perusahaan efek dan bank pengelola RDN, di antaranya Mandiri sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia, RHB Sekuritas Indonesia, BNI Sekuritas, Indoprimer Sekuritas, Sinar Mas Sekuritas, CIMB Sekuritas, MNC Sekuritas, dab BCA Sekuritas. Ada pun dari perbankan yaitu Mandiri, BCA, BNI, dan Permata. 

Berdasarkan data OJK, dalam lima tahun terakhir perkembangan pasar modal menunjukan perkembangan yang positif, seperti terlihat dari kenaikan IHSG lebih dari 23 persen dari 5.226 di Desember 2014 menjadi 6.444 di 27 Maret 2019.  

Sedangkan jumlah single investor identification (SID) saham juga mengalami peningkatan 151 persen. SID meningkat dari 364.465 menjadi 915.675 investor saham dalam tempo Desember 2014 sampai 22 Maret 2019). 

SID Reksa Dana tercatat meningkat 239 persen dari 320.063 menjadi 1.085.670 (Desember 2014-Februari 2019), dan SID SBN meningkat 102 persen dari 105.690 menjadi 214.301 (Deesmber 2016-Februari 2019). Total investor per 22 Maret 2019 mencapai 1,7 juta. Sementara, berdasarkan Indeks Literasi Keuangan Nasional tahun 2016, tingkat literasi dan inklusi khusus Pasar Modal masing-masing 4,4 persen dan 1,3 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement