Jumat 22 Mar 2019 20:33 WIB

Garuda Siap Lobi Boeing untuk Batalkan Pembelian 737 Max 8

Garuda akan menukar order Boeing dengan varian lain.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Hafil
Boeing 737 Max 8
Boeing 737 Max 8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Maskapai Garuda Indonesia menyatakan akan melaksanakan pertemuan dengan pihak Boeing pada 28 Maret mendatang di Indonesia. Pertemuan itu seturut pembatalan pembelian 49 pesawat Boeing 737 Max-8 yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.

Corporate Secretary Garuda Indonesia, M Ikshan Rosan, mengatakan, surat pembatalan telah dikirim dan sudah direspons oleh Boeing. Karena itu, pihaknya siap melobi Boeing pada akhir bulan seiring dengan pengajuan cancel itu.

Baca Juga

“Mereka sudah bilang untuk bertemu dengan kita membahas itu. Jadi, belum ada detail. Tapi, pembicaraan tentu akan lebih luas,” kata Ikhsan kepada Republika.co.id, Jumat (22/3).

Ikshan menjelaskan, maksud pembicaraan yang lebih luas itu yakni terkait adanya kemungkinan-kemungkinan selain pembatalan. Yakni, menukar order Boeing 737 Max-8 dengan varian lain. Baik dengan nilai pembelian yang sama, atau berdasarkan jumlah unit yang dibeli.

“Itu bisa jadi ditukar dengan nilainya yang sama atau lebih rendah atau sesuai jumlah pesawat yang sudah dipesan. Inilah nanti tergantung diskusi,” ujarnya.

Sayang, dirinya belum dapat menjelaskan berapa uang yang sudah disetorkan kepada Boeing dalam kontrak jual beli 50 unit Max-8. Namun yang jelas, kata Ikshan, lobi antara Garuda Indonesia dan Boeing membutuhkan waktu yang panjang. Sebab, ia mengakui, tidak mudah berdiskusi dengan Boeing.

Ia menegaskan, langkah yang diambil Garuda Indonesia untuk membatalkan pembelian pesawat demi kebaikan bisnis perseroan ke depan. Perusahaan tidak ingin menelan kerugian akibat Boeing 737 Max-8 yang terlanjut membuat panik banyak orang.

Ia mengaku, sejak adanya kejadian kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Oktober 2018, Garuda Indonesia sudah mengirim surat kepada Boeing untuk menunda pengiriman sementara waktu. Sebab, pembelian 49 unit Boeing 737 Max-8 itu juga tidak mendesak.

“Pesawat yang kita miliki saat ini masih mencukupi untuk kapasitas produk kita,” ujar Ikhsan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement