Rabu 27 Aug 2025 17:11 WIB

Boeing: Usia Rata-Rata Pesawat Indonesia 15 Tahun, Tertua di Asia Tenggara

Sebelum pandemi, Indonesia rata-rata menerima 30 hingga 40 pesawat baru per tahun.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Managing Director of Boeing Commercial Marketing, Northeast Asia, Southeast Asia and Oceania, David Schulte di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Managing Director of Boeing Commercial Marketing, Northeast Asia, Southeast Asia and Oceania, David Schulte di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data menunjukkan, meski jumlah pesawat bertambah dari 398 unit pada 2014 menjadi 480 unit pada 2024, pengiriman armada baru ke Indonesia sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir. Managing Director of Boeing Commercial Marketing, Northeast Asia, Southeast Asia and Oceania, David Schulte mengatakan, sebelum pandemi, Indonesia rata-rata menerima 30 hingga 40 pesawat baru per tahun.

Namun, angka tersebut anjlok drastis pascapandemi Covid-19, dengan hanya empat unit pada 2020 dan satu unit pada 2023. Menurut Schulte, kondisi tersebut mengakibatkan tingginya penggunaan pesawat dan tingkat okupansi (loadfactor).

Baca Juga

Perbandingan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara menunjukkan bahwa armada pesawat Indonesia adalah yang tertua di kawasan, dengan usia rata-rata hampir 15 tahun. Angka itu jauh di atas usia rata-rata armada di Malaysia (10,9 tahun), Thailand (11 tahun), Vietnam (8 tahun), dan Singapura (8,3 tahun).

"Jika Indonesia ingin menyamai rata-rata jumlah kursi penerbangan per kapita di Asia Tenggara, yang saat ini berada di angka 0,65 (berbanding 0,4 di Indonesia), maka dibutuhkan tambahan sekitar 600 pesawat baru," ujar Schulte di kantor Boeing Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).

Menurut dia, Indonesia diperkirakan membutuhkan investasi sekitar 600 pesawat baru dalam jangka pendek untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan yang masif di sektor penerbangan. Proyeksi itu muncul dalam laporan Commercial Market Outlook (CMO) 2025 yang dirilis Boeing berdasarkan analisis terhadap berbagai faktor.

Schulte menyebut, faktor itu termasuk kondisi demografi, pertumbuhan ekonomi, dan kondisi armada pesawat Indonesia saat ini. Menurut dia, Indonesia memiliki keunggulan demografi.

Populasi usia muda Indonesia yang besar, sambung dia, dari 30 juta pada 2024 dan diperkirakan menjadi 35 juta pada 2044, menjadi motor penggerak utama. "Indonesia memiliki demografi usia muda yang tinggi, yang berarti keinginan dan hasrat untuk bepergian mungkin sedikit lebih tinggi daripada demografi yang menua," kata Schulte.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement