Selasa 19 Mar 2019 04:40 WIB

Mentan: Ekspor Tani Meningkat 29 Persen Tiap Tahun

Pemanfaatan lahan rawa telah menuai hasil pertanian yang baik.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lahan rawa di di Kelurahan Attakae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (6/3)..
Foto: Humas Kementan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau lahan rawa di di Kelurahan Attakae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (6/3)..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim produk pertanian Indonesia telah mengalami surplus dan mampu meningkatkan ekspor sebanyak 10 juta ton hingga 2018. Dia mengatakan ekspor produk hasil pertanian Indonesia meningkat 25-29 persen setiap tahunnya.

“Tahun 2013 kita hanya ekspor sebesar 33 juta ton komoditas pertanian, tapi di 2018 kita bisa ekspor 42 juta ton. Artinya ada peningkatan sebesar 10 juta ton,” kata Amran kepada Republika.co.id, Senin (18/3).

Baca Juga

Dia menyesalkan adanya tudingan dari beberapa pihak akan kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang dinilai tidak mampu meningkatkan produktivitas ekspor. Padahal, kata dia, Kementan telah melakukan beberapa upaya yang dapat mendukung produksi di dalam aktivitas tani.

Salah satunya, kata dia, adalah pemanfaatan lahan rawa yang telah menuai hasil setelah tiga tahun melalui proses penelitian. Dia menceritakan, sepanjang proses penelitian pemanfaatan lahan rawa, pihaknya mengajak akademisi dan peneliti untuk mencari bibit yang cocok dengan kapasitas lahan rawa.

“Ada 34 juta hektare lahan rawa yang belum tergarap, ini nanti akan menjadi kekuatan besar pertanian kita,” katanya.

Dia menambahkan, produk domestik bruto (PDB) pertanian dalam kurun waktu 2013 hingga akhir 2018 mencapai peningkatan. Di mana pada 2013, PDB pertanian berkisar Rp 900 triliun sementara pada 2018 berkisar 1.437 triliun. Dia menilai, kenaikan PDB pertanian sudah sangat signifikan dan hampir separuh dari anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN) Indonesia.

Amran menjelaskan, saat ini inflasi pangan di Indonesia telah turun menjadi satu persen pada 2017 setelah sebelumnya sempat menyentuh angka 10 persen pada 2013. Guna megakselerasi produktivitas hasil tani, pihaknya memberlakukan pembelian bibit unggul dan memastikan ketersediaan bahan baku produksi di tingkat petani dapat terjaga.

“Kita bisa lihat sekarang, harga ayam, cabai, semua dalam posisi aman saat ini. Ini sudah cukup, bahkan kita mampu ekspor,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement