Kamis 07 Mar 2019 13:15 WIB

Pedagang: Beras Bulog Diminati Konsumen

Pedagang memerlukan beras Bulog untuk mengoplos beras yang kondisinya basah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menunjukan stok beras di Gudang Bulog. ilustrasi
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petugas menunjukan stok beras di Gudang Bulog. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifly Rasyid, mengungkapkan, beras Bulog baik untuk operasi pasar maupun beras komersial mulai diminati konsumen dan pedagang. Ini dikarenakan kualitas beras Bulog terus mengalami perbaikan sedangkan harga dipertahankan rendah.

“Beras Bulog sangat diminati. Tapi Bulog seperti hati-hati dalam mengeluarkan stok berasnya karena takut tidak laku. Padahal, permintaan pasar tinggi,” kata Zulkifly saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (7/3).

Baca Juga

Khusus beras medium yang digunakan untuk operasi pasar, ia menuturkan kebanyakan pedagang beras di Cipinang mencari beras Bulog. Sebab, hasil produksi beras terakhir yang diterima pedagang memiliki kadar air di atas 15 persen.

Kondisi itu juga dipicu musim hujan yang masih berlangsung hingga kini. Akibatnya, ketahanan beras hanya sekitar dua hingga tiga minggu.

Sedangkan, kata Zulkifly, kadar air dari stok beras Bulog di bawah 14 persen. Karena itu, pedagang memerlukan beras Bulog untuk mengoplos beras yang kondisinya basah.

Ia pun meminta Bulog agar tidak menghentikan operasi passar untuk saat ini. Apalagi, menjelang bulan Ramadhan dan lebaran harga beras kerap melonjak. Sebagai gambaran, harga beras operasi pasar Bulog hanya dibandrol Rp 8.500 per kilogram.

Selain itu, Zulkifly mengatakan, beras komersial yang diproduksi Bulog juga cukup diminati. Terutama beras dari Thailand yang diimpor pada tahun lalu.

Ia mengaku, sejumlah pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang berani membeli 1.000 hingga 2.000 ton beras tersebut. Namun, harga yang ditawarkan Bulog kurang cocok.

“Pedagang mampu membayar Rp 9.200 per kilogram, tapi harga Bulog Rp 9.400 per kilogram. Pedagang tidak berani beli harga tinggi karena sebentar lagi panen dan harga pasti turun,” ujarnya.

Mengutip statistik Pasar Induk Beras Cipinang, jumlah stok terakhir per 6 Maret 2018 mencapai 34.404 ton atau di atas batas minimal stok sebesar 25-30 ribu ton. Dari jumlah itu, 11,73 persen merupakan Beras Bulog. Sisanya, bersumber dari wilayah Jawa dan Luar Jawa.

Sebanyak 60,97 persen atau mayoritas stok yang berada di PIBC dipasok ke wilayah DKI Jakarta. Sisanya, dikirim ke pasar-pasar di wilayah Pulau Jawa. Adapun rata-rata harga beras saat ini sebesar Rp 10.366 per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement