REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) dari berbagai daerah untuk memanfaatkan sarung menjadi lebih fashionable. Untuk memfasilitasi itu, pemerintah menggelar festival sarung berkonsep New Lifestyle.
“Kami berharap penggunaan sarung oleh masyarakat semakin meningkat, karena hal itu akan mendorong pertumbuhan industri tekstil khususnya sarung,” kata Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, di acara Festival Sarung Indonesia 2019, Jakarta, seperti dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (3/3).
Gati menjelaskan, sarung sebagai new lifestyle merupakan sebuah konsep menjadikan sarung sebagai fashion yang tidak hanya digunakan untuk ibadah. Akan tetapi, menurutnya, sarung dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari baik di dalam acara formal maupun informal oleh kalangan laki-laki maupun perempuan dengan gaya bebatan.
Oleh karena itu, dia menjelaskan, pemerintah menggandeng para desainer untuk membuat tutorial cara penggunaan sarung dengan beragam style yang dapat dilihat di laman Youtube dan media sosial Direktorat Jenderal IKMA. “Selain ada pameran sarung dari berbagai daerah, kami juga menampilkan video animasi pembuatan sarung tradisional dan tutorial penggunaan sarung dengan style baru,” katanya.
Acara Sarung Festival 2019, Gati mengatakan, sekaligus menjadi ajang edukasi kepada masyarakat tentang proses pembuatan sarung dari mulai benang hingga produk jadi. Tak hanya itu, masyarakat juga diedukasi dalam tata cara penggunaannya dalam beragam gaya.
Dalam festival tersebut, beragam sarung khas dari daerah-daerah dipamerkan antara lain sarung dari Donggala, Lampung, Sragen, Sumbawa, Bali, Ende, dan Silungkang. Seperti diketahui, sarung telah digunakan oleh masyarakat Indonesia turun-temurun sejak zaman kolonial sehingga menjadi salah satu identitas bangsa.