Sabtu 02 Mar 2019 14:45 WIB

BPS: Jepang Tujuan Utama Ekspor Timah Babel

Ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Januari turun dibanding bulan lalu.

Salah satu tambang timah di Kepulauan Bangka Belitung.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Salah satu tambang timah di Kepulauan Bangka Belitung.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Pusat Statistik (BPK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan Jepang menjadi negara tujuan utama ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Januari 2019. Jumlah ini sekitar 20,78 persen dari total ekspor.

"Komoditas timah pada Januari tahun ini mengalami penurunan nilai ekspor 21,44 persen dibandingkan Desember 2018," kata Kepala BPS Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Sabtu (2/3).

Ia mengatakan ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Januari 2019 mengalami penurunan 16,03 persen dibanding bulan sebelumnya. Ekspor komoditas timah turun 21,44 persen. Sementara nilai ekspor nontimah naik 0,46 persen.

"Apabila dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, nilai ekspor Januari 2019 naik 53,79 persen. Ekspor timah mengalami peningkatan nilai sebesar 79,08 persen. Namun, nilai ekspor timah pada Januari 2019 ini masih jauh dibanding Januari tahun sebelumnya," ujarnya. 

Menurut dia pada awal tahun ini, Jepang menjadi negara tujuan utama ekspor timah. Namun jika dibanding Januari 2018, ekspor timah ke Jepang pada bulan ini lebih tinggi sekitar 202,20 persen. 

"Jika dibanding bulan sebelumnya, terjadi penurunan nilai ekspor timah ke Jepang sebesar 23,05 persen," katanya.

Menurut dia, Belanda, Amerika Serikat, India, dan Korea Selatan berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari 2019. Peran keempat negara berkisar antara 11,18 persen hingga 18,61 persen. 

"Lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 81,56 persen," katanya. 

Sementara itu, ekspor nontimah di provinsi penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia itu didominasi oleh Minyak Nabati dengan nilai 12,6 juta dolar AS. Nilai ekspor Minyak Nabati ini tumbuh 22,8 persen dibanding bulan sebelumnya atau 44,02 persen dibanding tahun sebelumnya. 

"Nilai ekspor bahan bakar mineral naik 0,19 persen dibanding Januari 2018 menjadi 11,4 juta dolar AS. Karet dan barang dari karet turun 2,36 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," katanya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement