Jumat 01 Mar 2019 16:21 WIB

Kementan Kejar Produksi Jagung Nasional 33 Juta Ton

Pada 2018 lalu, produksi jagung Indonesia mencapai 30 juta ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Jokowi Panen Jagung: Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) memanen dalam acara panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi Panen Jagung: Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) memanen dalam acara panen raya jagung di Gorontalo, Jumat (1/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan, pada tahun ini pemerintah menargetkan produksi jagung nasional sebanyak 33 juta ton. Langkah yang akan ditempuh untuk mencapai target tersebut yakni melalui upaya khusus penggunaan bibit unggul di lumbung jagung nasional.

“Kita maksimalkan lumbung jagung nasional seperti di Jawa Timur, NTB, Lampung, Sumatera Selatan, dan Gorontalo,” kata Amran saat ditemui di Desa Botuwumbato, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (1/3).

Menurut Data Kementerian Pertanian, pada tahun 2015, total produksi jagung nasional mencapai 19,61 juta ton. Selang satu tahun, produksi naik menjadi 23,58 juta ton.

Selanjutnya pada 2017 produksi dinaikkan kembali menjadi 28,92 juta ton dan mencapai 30 juta ton pada tahun 2018.

Menurut Amran, peningkatan produksi itu berbanding lurus dengan berkurangnya angka impor. Pada 2014, ia menyatakan, total impor jagung untuk pakan ternak mencapai 3,4 juta ton.

Selanjutnya, Amran mengklaim impor turun menjadi 1,3 juta ton pada 2015. Hingga akhir 2016, impor jagung tersisa 900 ton.

“Pada 2017 nol impor dan 2018 kita ekspor 380 ton. Tahun 2019, dengan target produksi 33 juta ton, kita juga menargetkan ekspor sebesar 500 ribu ton,” kata Amran.

Ia merinci, beberapa langkah yang akan ditempu yakni melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Khusus intensifikasi laha, Kementan memberikan benih unggul secara gratis kepada gabungan kelompok tani agar produktivitas jagung lebih baik.

Sedangkan untuk langkah esktensifikasi, Amran mengatakan, hal itu dilakukan dengan cara perluasan lahan, termasuk dengan sistem tumpangsari. Adapun langkah terakhir yang juga telah dilakukan sebelumnya yakni melalui modernisasi pertanian dengan memanfaatkan alat mesin pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement