REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sentra kerajinan batik seperti Sekar Jagad di Kebumen, Kabupaten Purbalingga dapat menimbulkan multiplier effect terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendukung berkembangnya sentra batik dengan memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) yang disediakan pemerintah.
Menurutnya, selain menjaga kelestarian budaya batik di kalangan masyarakat, hadirnya sentra batik juga dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. Di Sekar Jagad misalnya, kata dia, sentra batik tersebut mampu mempekerjakan sekitar 20 pengrajin dalam workshop dan 50 orang pengrajin binaan di sekitar wilayah workshop.
“Sebagai bagian dari menjaga kekayaan budaya, kita harus membeli dan memakai batik. Jangan beli dan pakai batik printing impor asal Cina yang banyak dijual di pasaran karena akan membuat usaha pengrajin batik jadi gulung tikar,” katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/2).
Menurutnya, batik khas Indonesia berbeda dengan batik printing asal Cina yang langsung dicetak mesin tanpa melalui proses filosofis dalam pengerjaannya. Batik Indonesia bahkan sudah diakui legalitasnya dari United Nations Educational, Scientifif, and Cultural Education (UNESCO).
Untuk menggeliatkan usaha batik, pria yang juga menjadi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini mengarahkan para pengrajin batik untuk mengakses fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) yang disediakan pemerintah.
“Bunganya sangat kecil, sekitar tujuh persen,” katanya.
Sejak program KUR diluncurkan pada 2015, menurutnya terdapat 13,8 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah menikmati KUR dengan total kredit mencapai Rp 333 triliun pada 2018.