REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau Airnav Indonesia tahun ini memiliki beberapa program yang akan dilakukan. Salah satunya yaitu pembangunan menara pengendali lalu linyas penerbangan atau ATC Tower.
Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto mengatakan tahun ini akan membangun 12 menara ATC di beberapa titik bandara. "Salah satunya kami akan membangun menara ATC di New International Yogyakarta Airport (NYIA)," kata Novie dalam diskusi dengan media di Padang, Rabu (20/2).
Selain di Yogyakarta, pembangunan menara ATC juga akan dilakukan di Banjarmasin, Solo, Ilaga, Wamena, Palu, dan Silangit. Begitu juga pembangunan menara ATC lainnya di Bengkulu, Letung, Muara Teweh, Dekai, dan Sintang.
Novie menegaskan, Airnav juga akan melakukan peremajaan dan peningkatan Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) di sejumlah bandara. Begitu juga dengan Advanced-Surface Movement Guidance and Control System (A-SMGCS) level dua di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Selain itu juga penambahan mobile tower, serta 3D ATC simulator, dan surveillance simulator.
"Kami mengharapkan seluruh program investasi tersebut dapat meningkatkan layanan navigasi penerbangan secara merata di seluruh ruang udara Indonesia," jelas Novie.
Sepanjang 2018, Airnav juga mendapatkan predikat excellent dari maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Novie mengapresiasi salah satu mitranya yakni Indonesia National Air Carriers Association (INACA) yang telah memberikan predikat excellent untuk layanan navigasi penerbangan.
Service Quality Index (SQI) berdasarkan survei yang dilakukan oleh INACA meningkat menjadi 4,31 pada 2018 dari sebelumnya pada 2017 hanya 4,07. SQI didapatkan melalui perpaduan antara Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) dengan proporsi nilai 80 persen dan Observed Quality Index (OQI) dengan proporsi nilai 20 persen.