REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) melakukan langkah-langkah mitigasi dan pengawasan intensif terhadap dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat mengalami tujuh kali erupsi sejak 17 hingga 18 Juni 2025. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status gunung ini pada Level IV (Awas), dengan kolom abu terpantau mencapai hingga 10.000 meter dan tersebar ke berbagai penjuru.
Sebagai bentuk respons, Ditjen Hubud mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 95 Tahun 2018 tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan dan Peraturan Dirjen Perhubungan Udara Nomor KP 153 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penanganan Dampak Abu Vulkanik.
"Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Denpasar telah melaksanakan rapat koordinasi dengan BMKG, AirNav Indonesia, operator bandara, maskapai, dan penyedia ground handling," ujar Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Cecep Kurniawan, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Berdasarkan ASHTAM VAWR3701 dari AirNav Indonesia, abu vulkanik terdeteksi pada beberapa ketinggian, yakni 10 ribu kaki ke arah barat, 35 ribu kaki ke arah tenggara, dan 53 ribu kaki ke arah barat, dengan kecepatan angin 10–25 knot.
Dampaknya, tiga bandara ditutup operasionalnya:
- Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Maumere (hingga 19 Juni 2025 pukul 06.00 WITA)
- Bandara Soa, Bajawa (hingga 18 Juni 2025 pukul 17.00 WITA)
- Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Ende (hingga 19 Juni 2025 pukul 07.00 WITA)
Total 26 rute penerbangan terdampak, terdiri dari 12 rute internasional dan 14 domestik, dengan jumlah penumpang lebih dari 14 ribu orang. Penumpang terdampak terbesar berada di Bandara:
- Denpasar: 10.560 penumpang
- Labuan Bajo: 2.166 penumpang
- Lombok: 772 penumpang
- Maumere: 451 penumpang
Bandara lainnya yang terdampak termasuk Kupang, Sabu, Bajawa, dan wilayah NTT, NTB, hingga Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menegaskan keselamatan menjadi prioritas utama. “Kami terus memantau dan menyesuaikan operasional berdasarkan data terkini,” ujarnya.
Lukman juga mengimbau operator bandara dan maskapai untuk memberikan kompensasi sesuai regulasi, termasuk reschedule, reroute, hingga refund penuh. Sebagai bentuk mitigasi, di Labuan Bajo disiapkan transportasi laut bagi penumpang tertahan.
AirNav Indonesia turut menjalankan prosedur kontinjensi, termasuk kemungkinan pengoperasian Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, selama 24 jam penuh. “Kami terus melakukan pemantauan dan evaluasi lintas sektor agar keselamatan, keamanan, dan kelancaran penerbangan tetap terjaga di tengah erupsi Gunung Lewotobi ini,” ujar Lukman.