REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden direktur PT Astra International Rini Soemarno mengungkapkan kesannya saat membantu perusahaan tersebut menjadi perusahaan publik. Menteri BUMN tersebut menceritakan bagaimana awalnya pendiri Astra International yakni William Soerjadjaja saat itu mengajaknya untuk bergabung membantu Astra menjadi perusahaan go public.
"Jadi saya bergabung pada tahun 1989, sebetulnya saat itu menjabat sebagai general manager finance yang menyiapkan agar Astra menjadi perusahaan publik. Pada tahun 1990 saya diangkat sebagai direktur keuangan oleh Edwin Soeryadjaya dan Astra menjadi perusahaan publik," katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/2).
Rini Soemarno juga sempat bercerita secara singkat bagaimana Astra sempat terimbas krisis moneter pada 1998, dan pindah kantor ke kawasan Sunter Jakarta ketika krisis tersebut menerpa Indonesia, lalu Astra berhasil bangkit kembali.
"Sekarang punya kantor (Menara Astra) seperti ini, ikut terharu dan bangga," katanya saat menghadiri peluncuran resmi Menara Astra.
Sebelum menjabat sebagai Menteri BUMN, Rini Soemarno pernah memimpin PT Astra International sebagai presiden direktur periode 1998-2000.
Menteri BUMN itu menghadiri peluncuran Menara Astra, bahkan turut menyaksikan peresmian patung pendiri Astra William Soerjadjaja dalam acara peluncuran tersebut.
Selain dihadiri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, peluncuran Menara Astra juga dihadiri antara lain oleh keluarga pendiri Astra, mantan presiden direktur Astra periode 1984-1988 dan 2000-2002 T.P. Rachmat, dan Presiden Direktur Astra saat ini Prijono Sugiarto.
Dibangun di atas tanah seluas 1,1 hektare di Jakarta, Menara Astra memiliki 47 lantai konstruksi serta sarana pendukung retail tiga lantai dan enam lantai basement.
Dengan lantai marketing terhitung hingga lantai 63, tinggi Menara Astra mencapai 261 meter serta menjadikan menara itu sebagai gedung tertinggi keempat di Jakarta.