REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi e-commerce di Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Saat ini pertumbuhannya masih di bawah 10 persen dibandingkan dengan pertumbuhan pengguna internet yang sudah mencapai 50 persen.
"Kami mencatat terdapat 31,6 juta pembelian melalui e-commerce, jumlah ini tidak sampai separuh pengguna internet yakni sebanyak 140 juta pengguna," kata Ignatius Untung selaku Ketua umum idEA di Jakarta, Rabu (20/1).
Dia menjelaskan rata-rata belanja pengguna dalam setahun, yaitu satu juta sampai 1,5 juta. Jumlah transaksi ini terlalu sedikit untuk pasar yang besar seperti di Indonesia.
Pasar e-commerce di Indonesia merupakan terbesar terutama di Asia Tenggara. "Bahkan dalam dalam empat tahun terakhir mengalami kenaikan sebanyak 500 persen" ungkap Untung.
"Saya kira di tahun 2020 mendatang pasar e-commerce Indonesia akan mampu mencapai 12 miliar transaksi," ujar Untung.
Hambatan dalam industri e-commerce, menurut Untung, konsumen e-commerce banyak yang belum pindah transaksi dari offline ke online. Juga kualitas produk masih belum konsisten, serta belum ada standar mutu untuk sebuah produk.
"Kurangnya kepercayaan pengguna dengan pasar online dalam berbelanja menjadi faktor terbesar yang menghambat pertumbuhan transaksi e-commerce selama ini," kata Untung.