Rabu 20 Feb 2019 00:07 WIB

Tambah Cadangan Gas, Medco Berminat Kelola Blok Corridor

Meski demikian, Medco tak langsung mengajukan minat kepada pemerintah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Medco Energy
Medco Energy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medco Energi Internasional menyebut tertarik untuk mengelola blok dengan cadangan gas yang cukup banyak, Blok Corridor. Minatnya Medco atas Blok Corridor menambah panjang KKKS yang berminat mengelola Blok Corridor.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro menyatakan ketertarikan. Ia mengatakan tidak menutup kemungkinan perseroab ikut dalam tahap lelang, jika memang Blok Corridor akan dilelang.

"Corridor itu dalam permen, pertama ke eksisting, kedua ke Pertamina, nomor tiga baru ke yang lain. Kalau yang lain dikasih kesempatan, kenapa tidak," ujar Hilmi di Soehana Hall, Selasa (19/2).

Meski demikian, Hilmi mengaku tak langsung mengajukan minat kepada pemerintah. Ia masih menunggu pemerintah membuka kesempatan bagi Medco jika kontraktor eksisting dan Pertamina belum berminat.

Ia mengatakan, pihaknya juga menghormati Peraturan Menteri ESDM. Khususnya, klausul bahwa penawaran blok tersebut terlebih dahulu diusulkan kepada kontraktor eksisting dan setelahnya ke Pertamina.

"Kita harus ikut aturan. Tapi kalau misalnya sampai yang ketiga terbuka ya kita ikut. Tapi selama itu diberikan pada eksisting dan Pertamina, ya udah kita enggak bisa apa-apa," ujar Hilmi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan sampai saat ini pemerintah masih melakukan evaluasi terhadap proposal peminatan atas Blok Corridor ini. Saat ini baru Pertamina dan Conoco Philips yang baru menyerahkan proposal peminatan atas Blok Corridor.

"Sementara belum ada Medco dalam list. Kita masih pelajari proposal yang sudah lama masuk saja, masih dikaji," ujar Djoko di JCC, Selasa (19/2)

Untuk diketahui, Blok Corridor sebelumnya dikelola oleh tiga kontraktor yaitu Conoco Phillips, Repsol dan Pertamina. Conoco Phillips adalah operator dengan hak kelola 54 persen, Pertamina 10 persen dan Repsol Energy 36 persen.

Conoco Philips mulai mengelola blok tersebut sejak 2002 setelah mengakuisisi Gulf Resources. Kontrak blok Corridor yang terletak di daratan Sumatera Selatan ini berakhir 19 Desember 2023.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement