Jumat 15 Feb 2019 15:51 WIB

Meski Pendapatan Naik, XL Axiata Masih Bukukan Rugi

Penerapan registrasi kartu SIM prabayar dan persaingan harga menurunkan performa XL.

Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT XL Axiata Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 0,4 persen pada akhir 2018 dibandingkan sepanjang 2017. XL mencatat pendapatan tumbuh menjadi Rp 22,938 triliun.

Namun, pertumbuhan pendapatan ini tidak dapat menutup kerugian yang dialami perseroan. Per akhir 2018, emiten berkode EXCL ini membukukan rugi tahun berjalan sebesar Rp 3,2 triliun.

Baca Juga

Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (15/2), kerugian ini didorong oleh meningkatnya beban penyusutan. Tercatat, beban penyusutan perseroan sebesar Rp 11,4 triliun atau naik 69,7 persen dibandingkan per akhir 2017.

Selain itu, beban penjualan meningkat dari Rp 1,61 triliun pada 2017 menjadi Rp 2,03 triliun pada akhir 2018. Beban interkoneksi mengalami penurunan dari Rp Rp 2,45 triliun menjadi Rp 2,42 triliun.

"Sepanjang 2018 merupakan periode yang berat bagi industri telekomunikasi Indonesia. Perusahaan harus menghadapi penerapan registrasi kartu SIM prabayar dan persaingan harga yang ketat, namun berhasil mengungguli para kompetitor dan memperkuat posisi sebagai operator nomor dua di Indonesia," kata CEO & Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (15/2).

Pertumbuhan XL Axiata ini terutama didorong oleh pendapatan dari layanan data. Tercatat, layanan ini meningkat 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Peningkatan ini memperbesar kontribusi pendapatan layanan data pada total pendapatan perusahaan menjadi 80 persen per akhir 2018, meningkat dari 69 persen di tahun sebelumnya.

Dian menambahkan di semester kedua 2018, mengubah layanan data yang perusahaan lakukan menunjukkan hasil yang signifikan di tengah persaingan yang sangat ketat. Karena itu, perusahaan akan terus melanjutkan perubahan data lebih lanjut dengan asumsi kondisi industri tetap kondusif untuk melakukannya, guna membangun fondasi bisnis yang lebih berkesinambungan dan kuat untuk tahun 2019.

Pertumbuhan yang kuat diraih layanan pascabayar XL Prioritas di sepanjang 2018 melalui penawaran produk bundling smartphone yang mampu menarik pelanggan di segmennya. Pengguna Smartphone 80 persen dari total pelanggan XL Axiata terus berinvestasi untuk melakukan peningkatan pada transmisi, modernisasi jaringan guna mendukung peningkatan lalu lintas data di seluruh jaringannya dan untuk memberikan stabilitas, memperluas kapasitas jaringan dan meningkatkan kualitas layanan datanya.

Hal ini diwujudkan dengan terus membangun jaringan 4G LTE yang saat ini difokuskan di wilayah luar Jawa. Hingga akhir tahun 2018, jaringan 4G Axiata telah melayani sekitar 400 kota/kabupaten dengan hampir 30 ribu BTS 4G. Sementara itu, jaringan 3G ditopang lebih dari 51 ribu BTS.

Jumlah total BTS milik XL Axiata saat ini mencapai 118 ribu BTS. Peningkatan investasi jaringan, terutama 4G LTE di luar Jawa di sepanjang 2018 tersebut telah menghasilkan pertumbuhan pada trafik dan pendapatan data yang sangat kuat.

Hasilnya tahun ini wilayah luar Jawa menjadi kontributor utama lain bagi kinerja kuat XL Axiata. Pada sisi lain, keberadaan jaringan yang luas di luar Jawa ini juga ikut meningkatkan persepsi masyarakat atas kemampuan XL Axiata dalam melayani kebutuhan data di seluruh negeri.

Saat ini XL Axiata memiliki total 54,9 juta pelanggan. Sebanyak 43,9 juta atau 80 persen di antaranya adalah yang sudah menggunakan smartphone.

Jumlah pengguna smartphone ini meningkat 15 persen dari periode yang sama di tahun lalu. Adapun pelanggan XL Axiata yang aktif menggunakan layanan data saat ini juga telah mencapai 82 persen dari total pelanggan.

Total lalu lintas di seluruh jaringan XL Axiata telah mengalami peningkatan 76 persen year on year (YoY) di 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya terutama didorong oleh pertumbuhan lalu lintas data yang meningkat dibandingkan dengan penurunan lalu lintas dari layanan legacy (SMS dan percakapan).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement