Rabu 13 Feb 2019 10:43 WIB

IHSG Menguat Seiring Kenaikan Bursa Saham Asia

Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar.

Pegawai beraktivitas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Putra Haryo Kurniawan
Pegawai beraktivitas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (13/2), dibuka menguat seiring kenaikan bursa saham Asia. IHSG dibuka menguat 18,85 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.445,18. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 4,58 poin atau 0,45 persen menjadi 1.013,4.

Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan, membaiknya pasar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (12/2) lalu karena kesepakatan tentatif anggota parlemen AS untuk menjaga pemerintah tetap beroperasi serta pernyataan positif Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell tentang ekonomi AS. Penguatan saham AS tersebut diperkirakan dapat memberikan dorongan bagi saham Asia hari ini.

"Dari sentimen global ini bisa menjadi katalis positif bagi IHSG untuk mencoba ke zona hijau, kendati sentimen dari internal masih dapat memunculkan tekanan," ujar Alfiansyah.

Defisit transaksi berjalan yang mencapai 9,1 miliar dolar AS atau 3,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal IV-2018, membesar dari tiga kuartal sebelumnya menjadi persepsi buruk bagi pasar. Meskipun secara keseluruhan pada 2018 defisit mencapai 31,1 miliar dolar AS atau 2,98 persen terhadap PDB, rasio defisit ini terbesar sejak 2014.

Defisit yang melebar menunjukkan pasokan valuta asing dari ekspor-impor barang dan jasa, serta pendapatan tidak mampu menutup impornya. Alhasil, Indonesia masih banyak bergantung terhadap pasokan dolar AS dari investasi asing ke pasar keuangan membuat rupiah rentan gejolak.

Selain itu, investor akan tertuju pada data perdagangan yang akan dirilis pada pekan ini. Tentunya rilis itu dapat memberikan informasi tambahan terkait kondisi ekonomi Indonesia.

Rupiah dapat meningkat apabila data ekonomi Indonesia terus melampaui prediksi pasar di tengah ketegangan dagang AS dengan Cina yang dapat berdampak terhadap ekspor dan impor Indonesia. "Namun data ini akan sangat dicermati pasar untuk mengukur kehandalan perdagangan Indonesia," ujar Alfiansyah.

Sementara itu, bursa regional di antaranya, Indeks Nikkei menguat 320,64 poin (1,54 persen) ke 21.184,85, Indeks Hang Seng menguat 133,12 poin (0,47 persen) ke 28.304,45, dan Indeks Straits Times menguat 0,29,35 poin (0,92 persen) ke posisi 3.230,5.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement