Rabu 06 Feb 2019 19:15 WIB

Menperin: Proyek-Proyek Investasi Besar Mulai Masuk Lagi

Menperin mengklaim hampir dua dekade tidak ada lagi investasi besar di Indonesia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto mengatakan tahun 2019 adalah waktunya lebih optimistis karena banyak proyek-proyek besar yang masuk lagi ke Indonesia. Ia mengatakan saat ini sudah jelas bahwa perekonomian tidak akan seburuk 2018. 

"Optimisme itu terbangun dan bagi Indonesia, khususnya di sektor industri, dengan kerjasama yang baik bersama BKPM kita bisa lihat bahwa proyek-proyek utama seperti di petrokimia, di baja, itu mulai masuk lagi," kata dia di Gedung BKPM, Rabu (6/2).

Airlangga menyebut groundbreaking Lotte yang akan selesai pada 2022 juga Krakatau Steel. Banyak perusahaan yang akan ekspansi dan menurutnya, ini akan berperan cukup signifikan. 

Karena ekspansi-ekspansi ini adalah ekspansi yang selama hampir dua dekade ini berhenti. Sekarang ini semua mulai bergerak kembali sehingga ini menjadi tolak ukur kepercayaan pelaku industri sudah semakin tinggi.

"Jadi cluster Cilegon bertambah, dan cluster Jawa Timur salah satunya dari divestasi freeport kan ujungnya masuk kan bikin copper smelter," kata dia.

Copper smelter yang terakhir dibangun di Gresik saat era presiden Soeharto. Tambahan lagi industri baja di Sulawesi Tengah yang sekarang sudah bisa mengekspor 5 miliar dolar AS termasuk menaikkan ekspor ke Amerika sebesar 78 persen.

Itu menunjukkan bahwa industri itu makin diminati tidak hanya oleh investor di dalam negeri yang melakukan ekspansi tetapi juga investor luar negeri. Kerja sama dengan sejumlah negara pun terus berlanjutm mulai dari Korea hingga Eropa.

"Ini akan membawa efek berlipat ganda bagi investor lain untuk masuk lagi ke Indonesia," kata Airlangga.

Ia juga yakin industri manufaktur akan terus bertumbuh. Salah satu yang tertekan saat terjadi badai karena Amerika Serikat adalah industri baja. Namun realitasnya Indonesia tahun kemarin untuk baja naik ekspornya 80 persen. 

"Berarti kan kita tidak terganggu dengan itu walau pun kita kena bea masuk. Jadi kita bisa antisipasi itunya," kata dia. 

Ada lima sektor yang akan diprioritaskan pada 2019. Kementerian akan mendorong ekspansi di makanan minuman, tekstil dan apparel, otomotif, elektronik dan kimiawi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement