Kamis 07 Feb 2019 02:05 WIB

Presiden Jokowi Janjikan Kenaikan Harga Gula

Harga pokok pembelian gula Rp 9.700 per kilogram.

Red: Nur Aini
Gula. Ilustrasi
Foto: ABCNews
Gula. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menjanjikan kenaikan harga gula di tingkat petani tebu, dari harga pokok pembelian gula saat ini yaitu Rp 9.700 per kilogram.

"Tolong saya diberi waktu seminggu, akan undang Pak Sumitro dan tim bicara soal ini, jangan saya baru tahu soal ini terus minta diputuskan. Intinya semangatnya kita naikkan, berapanya belum diputuskan," kata Presiden Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Rabu (6/2).

Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut dalam acara "Silaturahim Presiden Republik Indonesia dengan Para Petani Tebu Tahun 2019". Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun, sekitar 200 petani tebu seluruh Indonesia dan sejumlah pejabat lainnya.

Dalam acara itu, Presiden menerima sejumlah keluhan dari para petani tebu termasuk mengeluhkan harga pokok pembelian gula yang ditetapkan pemerintah hanya Rp 9.700 per kilogram dan meminta harga tersebut dinaikkan menjadi Rp 10.500 per kilogram gula.

"Selanjutnya juga minta mesin-mesin dari pabrik BUMN harus direvitalisasi, bisa diterima, kemudian soal bansos tebu, kemudian KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) tebu akan saya urus karena saya pikir hal ini sangat penting," kata Presiden.

Presiden mengaku bahwa usulan revitalisasi pabrik gula itu akan dibuat prioritas nomor 1, 2, 3 dan seterusnya.

"Kalau bicara dengan pelaku-pelaku saya lebih cepat nangkep dan ditindaklanjuti. Kadang-kadang saya bicara dengan birokrasi tidak masuk sehingga keputusan itu tidak bisa saya ambil mohon maaf. Jangan dipikir semua hal saya mengerti," ungkap Presiden.

Presiden juga akan menindaklanjuti usulan mengenai sistem bagi hasil antara petani tebu dengan pabrik gula.

"Kemudian yang menarik rendemen individu betul penting? Sehingga bersemangat untuk memperbaiki rendemennya. Lalu untuk harvester (alat panen) nanti saya perintahkan Menteri Pertanian siapkan masalah ini," ungkap Presiden.

Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Samadikun dalam sambutannya mengakui bahwa belakangan ini petani tebu mengalami kesulitan menjual gula di pasar karena banyaknya gula impor dan rendahnya harga pokok pembelian gula.

"Apalagi Bulog hanya membeli dari petani pabrik penggilingan BUMN, sedangkan pabrik yang bukan BUMN seperti di Kebun Agung harganya jatuh di bawah Rp 9.000 per kilogram. Sedangkan impor kami harapkan saat ini tidak impor dulu karena stok masih ada," kata Sumitro.

Sumitro juga meminta agar tidak ada gula rafinasi (gula untuk industri makanan dan minuman) yang bocor ke konsumen sehingga merusak harga pasaran gula di tingkat konsumen.

"Ketiga, kami mohon sebelum pabrik gula yang tidak efisien ditutup mohon diberikan pabrik gula yang baru dan modern dan bisa menyediakan gula konsumsi yang bisa memenuhi kebutuhan petani, kalau pabrik baru sudah berfungsi baru pabrik lama ditutup," kata Sumitro.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement