Ahad 03 Feb 2019 20:22 WIB

Petani Jagung di Tanah Laut Kalsel Suka Cita Sambut Panen

Dengan kadar air 28-30 persen jagung di Tanah Laut dibeli pengepul seharga Rp 3.500

Red: EH Ismail
Panen jagung di di Desa Tajau Pecah,Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)
Panen jagung di di Desa Tajau Pecah,Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH LAUT -- Para petani jagung di Desa Tajau Pecah,Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) sedang bersuka cita menyambut panen di awal Februari 2019 ini. Tak hanya panen yang melimpah, harga pembelian  menguntungkan sehingga membuat senyum petani kian merekah.

Dengan kadar air 28-30 persen jagung di desa ini dibeli oleh pengepul seharga Rp 3.500. Hasil panen tersebut nantinya akan dijual ke perusahaan pakan ternak. Angka tersebut melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni Rp 3.250 dan break event point (BEP) dari petani sebesar Rp 2 ribu.

Petani jagung di Desa Tajau Pecah, Thomas mengaku senang dengan harga yang ditawarkan oleh pengepul. Angka tersebut bisa meningkat menjadi Rp 5.300 – 5.500 jika kadar airnya 16-17 persen.

Thomas yang juga Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rukun Karya ini menambahkan, kelompoknya memiliki lahan jagung 120 ha dengan produktivitas 8 ton/ha.

“Sekali panen Saya terima bersih sekitar Rp 7 juta. Saya punya lahan 6 ha. Setahun tanam dua kali,” kata Thomas.

Untuk itu, Thomas menawarkan siapa saja yang membutuhkan jagung, bisa datang ke lahannya. Meski harga sudah dirasa cukup baik, Thomas berharap adanya bantuan dari pemerintah pusat berupa mesin pengering jagung supaya bisa membantu menurunkan kadar air jagung.

"Disini belum ada dryer, makanya kami masih kesulitan untuk menekan kadar air hasil panennya hingga 16-17 persen. Sedangkan di desa ini ada luasan panen 1.200 ha," ujarnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultra dan Perkebunan Kab Tanah Laut, Ahmad Mustadi saat melakukan kunjungan ke Desa Tajau Pecah, Kalsel, Jumat (1/2) mengatakan, prakiraan luas panen jagung di Kabupaten Tanah Laut khusus di minggu keempat Januari sekitar 331 ha dengan produksi pipilan 2.015 ton pipilan kering (PK).

Sedangkan pada Februari 2019, petani jagung baru mulai panen raya dan diperkirakan akan ada panen seluas 2.441 ha dan produksi 14.646 ton PK; dan Maret 2019 sekitar 8.507 dengan produksi 55.295 ton PK.

"Bahkan April 2019 masih ada dengan luas skitar 3 ribuan dan produksi 18 ribu ton PK," tambahnya.

Ahmad berterima kasih atas beragam bantuan dari pusat mulai dari  benih, pupuk, herbisida yang  diberikan pada para poktan di Kabupaten Tanah Lauh. Meski begitu dirinya dan petani jagung Kab Tanah Laut tetap berharap diberikan mesin pengering dan HPP minimal Rp 3.500.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement