Kamis 31 Jan 2019 17:36 WIB

Tol Diyakini Dorong Capaian Target Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Jalan tol bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,5 persen.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Mobil melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Mobil melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah mengatakan, rampungnya pembangunan beberapa ruas jalan tol di wilayah setempat akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Difi meyakini jalan tol tersebut bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sesuai dengan target, yakni 5,5 persen.

"Target 5,5 persen itu sudah cukup besar, bahkan beberapa pengamat memprediksi bisa mencapai 5,8 persen, atau lebih tinggi dibanding nasional," kata Difi di Probolinggo, Kamis (31/1).

Difi mengatakan, rampungnya tol membuka peluang ekonomi karena konektivitas antarwilayah akan terjalin. Selain itu, dibangunnya jalan tol tersebut juga akan berpengaruh pada mobilitas penduduk setempat, yang manurutnya akan sangat mudah beprgian dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di wilayah Jatim, kata dia, banyak sekali potensi yang bisa digali untuk mendorong ekonomi, seperti pariwisata, pertanian dan sejarah. "Oleh karena itu, BI akan berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi melalui adanya konektivitas tersebut," ujarnya.

Difi mengatakan, salah satu upaya yang sedang dilakukan BI Jatim adalah membuat pelatihan UMKM di berbagai daerah, sehingga Jatim bisa menjadi lokasi wisata belanja. "Seperti di wilayah Jember, kami melakukan kepada petani Kopi Kemiren. Kemudian pelatihan pemandu wisata dengan memperkuat bahasa inggris, dan membuat Desa wisata pertanian organik," katanya.

Difi menegaskan, pelatihan terhadap pelaku ekonomi disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. "Nantinya orang yang pergi ke Jatim tidak hanya ke gunung, seperti Bromo. Namun bisa juga ke pusat kopi dan coklat, dan ini menjadi daya tarik tersendiri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement