REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asian Agri salah satu perusahaan perkebunan sawit Indonesia tahun ini berencana untuk membangun tiga pembangkit tenaga biogas. Pembangkit ini berbahan baku Pome, atau senyawa cair yang merupakan residu dari sisa pengolahan kelapa sawit menjadi CPO.
Direktur Suistanibility Relation Asian Agri, Bernard A Riedo menjelaskan saat ini Asian Agri sudah mempunyai tujuh pembangkit dengan bahan baku Biogas ini. Rencananya perusahaan akan menambah tiga pembangkit lagi untuk memenuhi kebutuhan listrik operasional.
"Kita memang target ada 10 unit. Tujuh sudah beroperasi optimal. Tiga lagi tahun ini rencananya akan beroperasi. Langkah ini kita lakukan selain untuk bisa memenuhi kebutuhan energi secara mandiri yang tentu saja bisa menekan biaya operasional juga bentuk pengelolaan limbah kami," ujar Bernard di Plaza Indonesia, Kamis (31/1).
Bernard menjelaskan kapasitas masing masing pembangkit yang dimilki saat ini berkisar antara 1 MW hingga 2,2 MW. Tergantung dari berapa tangki biogas yang dipakai oleh pembangkit tersebut. "Jadi kalau pembangkit yang satu engine itu kapasitasnya 1 megawatt (MW). Tapi ada yang kapasitas dengan 2,2 MW itu kita pakai dua engine," ujar Bernard.
Dari pembangkit ini, Perusahaan bisa mengurangi limbah terbuang. Sebab, untuk menghasilkan 2,2 MW maka perusahaan bisa menyerap 1.800 meter kubik pome (limbah operasi).
Bernard mengatakan dari seluruh total pembangkit dan kapasitas memang selain dipergunakan untuk Asian Agri, perusahaan juga menjual listrik tersebut kepada PLN. PLN mendapatkan pasokan listrik dari pembangkit ini untuk menerangi warga yang tinggal sekitar perkebunan.
"Setengahnya kita gunakan. Setengahnya lagi memang kita jual ke PLN. Untuk transmisi dari perkebunan sampai ke gardu PLN juga kita buat sendiri," ujar Bernard.
Bernard mengatakan perusahaan menyediakan sekitar 5-6 juta dolar AS untuk bisa membuat pembangkit ini. Nilai ini merupakan investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit dengan kapasitas 1 MW.
Tiga pembangkit ini akan dibangun di Sumatera Utara untuk melengkapi kebutuhan listrik yang saat ini sudah dibackup oleh dua pembangkit yang sudah beroperasi. "Dua lagi kita ada di Jambi dan tiga pembangkit di Riau," ujar Bernard.