Selasa 28 Jan 2025 15:36 WIB

Pertamina: PLTGU Jawa-1 Wujud Hilirisasi dan Tranformasi Energi

PLTGU ini dilengkapi fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede.
Foto: Fajar Sitanggang
Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan Proyek Strategis Ketenagalistrikan di 18 Provinsi yang dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Senin (20/1/2025), Presiden Prabowo Subianto meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan. Perinciannya sebanyak 26 pembangkit dengan kapasitas 3,2 gigawatt (GW), serta 11 transmisi dan gardu induk.

Salah satu yang diresmikan Presiden saat itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU Jawa-1). Proyek ini terintegrasi FSRU milik PT Pertamina (Persero) dan mitra strategis. Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, PLTGU Jawa 1 yang dikelola oleh PT Jawa Satu Power perusahaan konsorsium subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bersama Marubeni dan Sojitz, merupakan wujud hilirisasi dan transformasi energi. Ini sesuai Asta Cita Presiden Prabowo dalam program 100 hari kerja dan arahan Kementerian BUMN.

Baca Juga

"PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW dan terbesar di Asia Tenggara, dilengkapi teknologi canggih yang memiliki nilai tambah pada aspek operasional, finansial, dan lingkungan untuk mendukung ketahanan energi khususnya di area Jawa-Bali,” jelas Fadjar dalam keterangan resmi Pertamina, dikutip Selasa (28/1/2025).

Ia menjelaskan, PLTGU ini dilengkapi fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung atau disebut juga Floating Storage Regasification Unit (FSRU). PLTGU Jawa-1 juga menggunakan teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT), generasi terbaru yang membantunya beroperasi lebih efisien dan menghemat biaya produksi listrik.

"Teknologi yang digunakan memiliki fitur peningkatan daya yang lebih cepat, berperan penting dalam mendukung jaringan listrik yang berlokasi di Cilamaya, Karawang sebagai penstabil frekuensi yang andal, memastikan pasokan listrik yang stabil saat adanya fluktuasi daya pada jaringan," tambah Fadjar.

Menurut dia, hal ini turut berdampak langsung terhadap kebermanfaatan masyarakat. Secara khusus, mengurangi potensi rugi hilang listrik pada saluran transmisi dalam proses pengiriman listrik untuk wilayah industri dan masyarakat. Terlebih, pembangkit ini berlokasi strategis, yaitu di pusat beban listrik area Jawa-Bali.

Pembangkit ini juga memiliki teknologi black start capability yang memungkinkan untuk melakukan self start up. Sehingga masa tunggu untuk proses sinkronisasi pada saat pemulihan akan lebih cepat, apabila terjadi pemadaman listrik.

Sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan akan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta ton setara CO2 per tahun. Beroperasinya PLTGU Jawa-1 menjadi titik pencapaian penting sekaligus menambah portofolio pemanfaatan energi bersih dalam bisnis Pertamina. Gas alam berperan sangat strategis dalam periode transisi energi dan mendukung ketahanan energi nasional. PLTGU Jawa-1 juga menjadi salah satu milestone penting yang tercipta atas sinergi BUMN maupun dengan mitra internasional, yang memiliki komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia.

Presiden mengapresiasi kerja keras semua pihak sehingga proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi bisa terselesaikan. Seperti sudah disinggung di atas, total ada 37 proyek diresmikan, dipusatkan di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu.

Prabowo menegaskan, pentingnya akselerasi di bidang energi untuk transformasi bangsa ini. Indonesia ingin menjadi negara maju, modern. Muaranya menuju peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat. Kemiskinan dihilangkan.

Oleh karena itu, Indonesia, lanjut Presiden, harus menjadi negara industri. Ada penguasaan teknologi di sana. Negara yang bisa mengolah sumber daya alam menjadi barang jadi. Pada saat yang sama, fokus mengimplementasikan transisi energi tetap terjaga.

"Saya kira kita sekarang ini menjadi salah satu negara yang mungkin termasuk paling maju di bidang transformasi energi, menjadi energi terbarukan, energi bersih, green energy, mengurangi emisi karbon," ujar Prabowo.

Kepala Negara kembali mengucapkan terima kasih atas proyek besar yang siap beroperasi. Ia menilai, ini contoh jika semua stakeholder kompak, bekerja keras, maka target-target apapun bisa dicapai. Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, ada yang spesial dari proyek ini. Sebanyak 89 persen dari 3,2 gw itu, merupakan energi bersih. Terdiri dari gas dan juga energi baru terbarukan (EBT).

"Ini porsi yang sangat besar berbasis energi bersih, menjadi bagian dari transisi energi," ujarnya.

Kemudian, dibandingkan yang sudah-sudah, menurut Darmawan, 26 pembangkit ini mampu mengurangi emisi karbon lebih banyak. Sekitar 14 juta ton per tahun. "Ini pengurangan emisi karbon yang luar biasa besarnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement